JAKARTA, Cobisnis.com – Jepang kerap disebut sebagai salah satu negara paling tertib di dunia. Ketertiban ini terlihat jelas dalam lalu lintas, antrean publik, kebersihan, hingga ketepatan waktu.
Berbeda dengan anggapan umum, ketertiban di Jepang tidak dibangun semata lewat hukuman yang keras. Faktor utama justru datang dari budaya dan kebiasaan sosial yang tertanam sejak usia dini.
Di sekolah dasar, siswa Jepang dibiasakan membersihkan kelas, toilet, dan lingkungan sekolah sendiri. Tidak ada petugas kebersihan khusus, karena tanggung jawab dijadikan bagian dari pendidikan karakter.
Kebiasaan tersebut membentuk kesadaran bahwa ruang publik adalah milik bersama. Melanggar aturan dianggap sama dengan menyusahkan orang lain, bukan sekadar pelanggaran administratif.
Norma sosial di Jepang memiliki peran besar dalam menjaga ketertiban. Prinsip untuk tidak merepotkan orang lain menjadi pengontrol perilaku yang lebih kuat dibanding ancaman sanksi.
Selain itu, kepercayaan masyarakat terhadap sistem dan pemerintah relatif tinggi. Aturan dipandang dibuat untuk kepentingan bersama dan diterapkan secara konsisten.
Penegakan hukum di Jepang juga dikenal tegas namun adil. Pelanggaran kecil tetap ditindak, sehingga tidak muncul kebiasaan menyepelekan aturan.
Ketertiban ini berdampak langsung pada efisiensi ekonomi. Transportasi publik yang tepat waktu dan ruang kota yang tertata mendukung produktivitas nasional.
Dalam konteks sosial, lingkungan yang tertib menciptakan rasa aman dan saling percaya antarwarga. Hal ini memperkuat kohesi sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Keteladanan dari pejabat publik dan institusi turut memperkuat budaya taat aturan. Standar yang sama berlaku bagi semua lapisan masyarakat.
Kombinasi pendidikan, budaya, dan sistem yang konsisten membuat Jepang mampu menjaga ketertiban tanpa pengawasan berlebihan.














