JAKARTA, Cobisnis.com – Turki tercatat sebagai negara dengan jumlah petani hazelnut terbanyak di dunia. Komoditas ini bukan hanya ikon ekonomi nasional, tapi juga tulang punggung jutaan petani kecil yang menggantungkan hidup pada hasil panennya.
Dominasi Turki di pasar hazelnut global bukan tanpa alasan. Negara tersebut memiliki iklim Laut Hitam yang ideal, dengan kelembapan stabil, suhu tidak ekstrem, serta curah hujan yang mendukung pertumbuhan pohon hazelnut. Kondisi geografis ini membuat budidaya hazelnut relatif mudah dan bisa dijalankan oleh petani skala kecil.
Sejak ratusan tahun lalu, hazelnut sudah menjadi bagian dari budaya bertani di wilayah Giresun, Trabzon, dan Ordu. Tradisi ini turun-temurun, sehingga setiap generasi cenderung mewarisi lahan dan tetap melanjutkan produksi. Struktur kepemilikan lahan yang kecil dan tersebar membuat jumlah petani terus meluas.
Selain faktor budaya, pasar global juga berperan besar. Industri cokelat, kue, dan makanan olahan di Eropa dan Amerika menjadi konsumen utama hazelnut Turki. Permintaan yang konsisten membuat komoditas ini stabil secara harga dan menarik bagi petani lokal.
Turki sendiri menguasai antara 60–70% pasokan hazelnut dunia. Dengan dominasi sebesar ini, pemerintah setempat memberikan perhatian khusus terhadap keberlanjutan produksi. Beberapa program dukungan, mulai dari pembiayaan, riset bibit unggul, hingga pelatihan budidaya modern, terus digencarkan.
Menariknya, meski menjadi pemain terbesar, mayoritas petani hazelnut di Turki masih beroperasi pada skala keluarga. Sistem ini membuat mereka bergantung pada musim panen dan harga pasar, sehingga fluktuasi ekonomi global sangat memengaruhi kesejahteraan petani.
Namun, skala kecil justru menjadi alasan banyaknya jumlah petani. Setiap keluarga umumnya memiliki lahan 1–3 hektare, cukup untuk menghasilkan panen tahunan tetapi tidak cukup besar untuk dikelola secara industri. Akibatnya, jumlah petani secara total membengkak menjadi jutaan orang.
Di sisi lain, struktur pasar hazelnut Turki juga menarik perhatian. Pedagang besar, eksportir, dan koperasi memainkan peran penting dalam menampung hasil panen petani. Hubungan rantai pasok ini sudah terbentuk lama dan membuat sektor hazelnut bertahan dari waktu ke waktu.
Dengan permintaan dunia yang terus meningkat dipicu industri makanan premium hazelnut masih menjadi komoditas unggulan Turki. Petani setempat pun diperkirakan akan tetap mendominasi pasar global dalam beberapa dekade ke depan.
Ke depan, tantangan terbesar bagi petani hazelnut adalah perubahan iklim dan kebutuhan modernisasi. Meski begitu, dengan pengalaman panjang dan dukungan pemerintah, Turki diyakini masih akan mempertahankan posisinya sebagai raja hazelnut dunia.














