JAKARTA, Cobisnis.com – Pemerintah menambah lapis keamanan di sektor energi nasional dengan menugaskan TNI Angkatan Darat menjaga seluruh kilang minyak milik BUMN. Langkah ini diambil untuk memperkuat perlindungan objek vital yang menjadi penopang pasokan energi dalam negeri.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan bahwa kilang minyak dan terminal energi merupakan aset strategis yang tidak bisa dibiarkan tanpa pengamanan negara. Menurutnya, infrastruktur tersebut terhubung langsung dengan stabilitas ekonomi dan pelayanan publik.
Ia menjelaskan bahwa gangguan kecil di kilang dapat berimbas pada pasokan, distribusi, hingga harga energi. Karena itu, pemerintah menilai pengamanan harus ditingkatkan dengan melibatkan unsur pertahanan negara yang lebih terlatih dan terstruktur.
Penugasan TNI diharapkan mampu mengurangi celah risiko di lapangan. Selama ini, pengamanan lebih banyak bertumpu pada sistem internal perusahaan dan dukungan kepolisian, yang dinilai belum cukup menghadapi ancaman modern dan kompleks.
BAIS dilibatkan untuk memperkuat aspek intelijen dan deteksi dini. Pemantauan menyeluruh dianggap penting karena ancaman terhadap infrastruktur energi kini tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga digital dan berbasis jaringan.
Pemerintah menekankan bahwa pengamanan berlapis ini merupakan langkah preventif, bukan respons atas kejadian tertentu. Tujuannya menjaga keandalan operasional kilang dalam kondisi apa pun, termasuk tekanan eksternal dari dinamika ekonomi global.
Kilang minyak BUMN selama ini memainkan peran besar dalam menjaga suplai bahan bakar nasional. Ketergantungan industri, transportasi, dan sektor publik pada hasil produksi kilang menjadikan keamanan fasilitas ini semakin krusial.
Dengan kolaborasi TNI dan BAIS, pemerintah berharap sistem keamanan lebih responsif terhadap potensi ancaman. Integrasi pengamanan darat dan intelijen diharapkan mampu menutup titik rawan yang selama ini sulit dipetakan.
TNI memastikan kehadiran personelnya tidak akan mengganggu aktivitas operasional harian kilang. Personel keamanan BUMN tetap menjadi bagian utama, sementara TNI berperan memperkuat pengawasan dan respon ancaman.
Pemerintah menilai langkah ini sebagai investasi keamanan jangka panjang untuk memastikan ketahanan energi nasional. Dengan pengamanan yang lebih kuat, kilang diharapkan dapat beroperasi stabil, aman, dan terlindungi dari ancaman yang terus berkembang.














