NUSA DUA, Cobisnis – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan Indonesia mampu mencapai swasembada energi dan minyak goreng nasional melalui pengembangan industri kelapa sawit.
Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan Kementan, Abdul Roni Angkat, menyebut bahwa saat ini Indonesia memiliki 16,38 juta hektare perkebunan sawit, yang menjadi salah satu penopang utama ketahanan pangan dan energi nasional.
“Sektor kelapa sawit berperan besar dalam menyediakan 10,59 juta ton minyak goreng dan mendukung program biodiesel nasional 2025 dengan kebutuhan mencapai 15,86 juta kiloliter, setara 14,75 juta ton CPO,” ujar Abdul Roni di gelaran IPOC 2025 yang diselenggarakan oleh Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Kamis (13/11/2025).
Kementan menargetkan produksi biodiesel 2025 mencapai 15,86 juta ton, sekaligus memastikan Indonesia mandiri dalam pemenuhan kebutuhan minyak goreng.
Melalui program hilirisasi industri kelapa sawit, pemerintah berharap nilai tambah produk sawit meningkat dan membuka lebih banyak lapangan kerja baru.
Dari total lahan sawit yang ada, 42% atau sekitar 6,9 juta hektare dikelola oleh 2,9 juta petani rakyat, sementara 58% sisanya dikelola oleh perusahaan perkebunan.
Karena itu, Kementan menekankan arah kebijakan pengembangan sawit nasional harus berfokus pada peningkatan produktivitas melalui sejumlah program unggulan, salah satunya Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Namun, hingga saat ini realisasi PSR masih jauh dari target. Pada 2025, luas lahan yang berhasil diremajakan baru mencapai 23 ribu hektare atau 19,4% dari target 120 ribu hektare. Pemerintah berupaya mempercepat pelaksanaan PSR dengan menyederhanakan persyaratan agar lebih mudah diakses petani.
“Dulu ada 14 syarat pada 2017–2018, lalu turun jadi 8 pada 2019, dan kini hanya tinggal dua syarat utama, yaitu kelembagaan pekebun dan legalitas lahan,” jelas Abdul Roni.
Penyederhanaan proses verifikasi juga dilakukan agar lebih efisien, cukup satu kali verifikasi dengan alur yang lebih cepat dan transparan.
Meski demikian, Kementan mengakui penyederhanaan tersebut belum sepenuhnya mampu mendorong capaian target PSR. Pemerintah kini tengah menyiapkan strategi akselerasi baru agar petani lebih aktif mengikuti program tersebut.
Melihat ke depan, pemerintah menargetkan pada 2045 produksi minyak sawit nasional mencapai 100 juta ton. Target ambisius ini diharapkan tercapai melalui hilirisasi dan skema pengembangan kebun inti seluas 200 hektare yang diperkirakan dapat menyerap lebih dari 240 ribu tenaga kerja.
“Dengan produktivitas meningkat dan hilirisasi berjalan, Indonesia tidak hanya menjadi eksportir bahan mentah, tetapi juga produsen berbagai produk turunan sawit bernilai tinggi,” tegas Abdul Roni.
Kementan optimistis, melalui kombinasi kebijakan hilirisasi, peningkatan produktivitas, dan pemberdayaan petani, swasembada energi dan pangan nasional berbasis sawit dapat diwujudkan dalam dua dekade mendatang.














