JAKARTA, Cobisnis.com – Suasana Gedung Putih sempat mendadak tegang setelah Gordon Finlay, eksekutif senior perusahaan obat asal Swiss, Novo Nordisk, tiba-tiba pingsan saat acara pengumuman kesepakatan obat bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Kamis (6/10/2025).
Insiden itu terjadi di Ruang Oval, tempat Trump dan beberapa pejabat farmasi tengah berbicara soal kerja sama pengembangan dan distribusi obat baru. Finlay yang berdiri tak jauh di belakang Trump, tiba-tiba tampak goyah sebelum akhirnya terjatuh.
Beberapa staf langsung sigap menolong. Rekaman video yang beredar menunjukkan momen ketika staf medis Gedung Putih berlari masuk membawa perlengkapan darurat. Trump sempat berhenti berbicara dan menoleh, memastikan kondisi Finlay.
“Seorang perwakilan dari salah satu perusahaan pingsan. Unit Medis Gedung Putih segera bertindak, dan pria tersebut baik-baik saja. Konferensi pers akan segera dilanjutkan,” ujar Karoline Leavitt, juru bicara Gedung Putih.
Menurut laporan media Amerika, Finlay langsung dibawa keluar ruangan untuk diperiksa lebih lanjut. Sumber internal Novo Nordisk menyebut kondisi sang eksekutif kini stabil dan sudah sadar penuh.
Kejadian ini sontak viral di media sosial, terutama di platform X (Twitter) dan TikTok, dengan potongan video yang memperlihatkan ekspresi kaget Trump dan staf di belakangnya. Tagar #OvalOffice dan #NovoNordisk langsung trending beberapa jam setelah insiden.
Trump disebut tetap melanjutkan konferensi setelah situasi terkendali. Ia menegaskan bahwa kejadian itu “tak akan mempengaruhi kerja sama besar antara AS dan mitra internasional di bidang obat-obatan.”
Kerja sama tersebut kabarnya berkaitan dengan distribusi obat diabetes dan obesitas yang dikembangkan Novo Nordisk, perusahaan yang juga memproduksi obat populer seperti Ozempic dan Wegovy.
Kesepakatan ini dinilai penting karena AS sedang menghadapi lonjakan permintaan obat penurun berat badan yang berbasis semaglutide, bahan aktif yang dikembangkan perusahaan itu. Pemerintah AS melihat potensi ekonomi besar di balik kolaborasi ini.
Meski kejadian pingsan ini tak berdampak langsung pada isi perjanjian, publik menilai insiden tersebut menambah dramatisasi di tengah hubungan politik dan bisnis antara Gedung Putih dan industri farmasi global.














