Cobisnis.com – Pandemi Covid-19 mendorong banyaknya perubahan di masyarakat, salah satunya adalah meningkatnya transaksi digital payment dan sejumlah fitur pembayaran atau dompet digital yang tinggi. Nyatanya, digitalisasi merupakan salah satu inovasi dan prioritas agar sektor perdagangan dalam negeri tetap bergairah di tengah pandemi seperti yang dilakukan Cashlez Indonesia.
Dalam program Special Dialogue Webinar on TV yang bertajuk “Peta Ekonomi Digital di Tengah Pandemi” pada Kamis (16/7/2020), CEO Cashlezz Worldwide Indonesia Teddy Tee mengungkapkan, “dari sisi digital payment, Cashlez sudah merasakan perkembangannya. Saya rasa keuntungan untuk perekonomi digital itu yang sudah dirasakan oleh banyak sekali pihak, baik itu pelaku usaha maupun konsumen itu sendiri. Apalagi ditengah pandemi Covid-19.”
Kemudian, ditambahkan Teddy, dengan adanya digital payment justru memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi. “Yang tadinya mesti datang ke restoran, sekarang bisa delivery dengan mudah dan cepat. Itu merupakan sesuatu yang kita belum pernah bayangkan sebelumnya begitu ya tanpa perkembangan industri digital itu sendiri,” tambahnya.
Memang pandemi Covid-19 sangat berdampak pada perekonomian dimana sejumlah sektor industri alami kontraksi. Meski demikian, Cahslez tetap mengikuti perkembangan tren digital payment yang menurutnya sangat dibutuhkan masyarakat saat ini dan di masa mendatang untuk memenuhi kebutuhan di masa pandemi ini.
“Kita lihat kemajemukan dan adopsi dari perkembangan pembayaran digital itu sendiri. Terlihat kalau perkembangannya sangat pesat di tiga tahun terakhir ini. Dan kita juga sebagai perusahaan pemroses pembayaran non-tunai harus beradaptasi dengan kemajemukan tersebut. Dan kami juga mengapresiasi regulator, pelaku usaha, untuk bisa melakukan yang namanya sinergi dengan adanya GPN untuk debitnya Indonesia, juga QRIS yang baru saja awal tahun ini dilaunching Bank Indonesia sebagai regulator,” ujar Teddy.
Sekadar diketahui, imbas terjadinya pandemi virus covid-19, pengguna internet di Indonesia di tahun ini meningkat hingga 272,1 juta jiwa dengan jumlah ponsel yang digunakan mencapai 338,2 juta. Indonesia diprediksi akan menjadi negara dengan ekonomi digital nomor satu di Asia Tenggara, Pemerintah juga menyatakan ekonomi kreatif memberi nilai tambah 10% terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB dan akan terus digarap dan dikembangkan