JAKARTA, Cobisnis.com – Harga cabai di pasar sering bikin kepala pusing, naik turun tanpa bisa ditebak. Padahal, di balik lonjakan dan penurunan itu, ada banyak faktor ekonomi yang saling berkaitan, mulai dari cuaca, musim panen, hingga distribusi barang.
Cabai termasuk komoditas pertanian yang sensitif banget terhadap perubahan cuaca. Saat hujan terlalu sering, banyak tanaman busuk dan gagal panen. Akibatnya, pasokan berkurang dan harga di pasar langsung melonjak tajam.
Sebaliknya, kalau musim kemarau datang dan panen melimpah, stok di pasar menumpuk. Harga pun bisa anjlok dalam waktu singkat karena pedagang berlomba-lomba menjual sebelum cabai rusak.
Kondisi ini makin rumit karena produksi cabai di Indonesia tidak merata sepanjang tahun. Daerah seperti Jawa Tengah atau Sumatera Barat jadi penyangga utama, jadi kalau salah satu wilayah itu gagal panen, efeknya langsung terasa secara nasional.
Distribusi juga berperan besar. Cabai adalah produk yang cepat busuk, jadi keterlambatan pengiriman, kerusakan jalan, atau kenaikan harga BBM bisa bikin ongkos logistik naik. Ujungnya, harga di pasar ikut terkerek.
Selain itu, permintaan masyarakat juga fluktuatif. Menjelang hari besar seperti Lebaran atau Natal, konsumsi cabai meningkat tajam karena banyak rumah tangga dan pelaku usaha makanan menambah stok. Begitu permintaan melonjak, harga ikut bereaksi.
Di sisi lain, ada faktor spekulasi dari pedagang besar. Kadang stok cabai sengaja ditahan untuk dijual saat harga tinggi. Begitu stok dilepas bersamaan, harga langsung anjlok, menciptakan siklus naik-turun yang cepat banget.
Kebijakan pemerintah juga punya dampak besar. Saat harga terlalu tinggi, impor cabai bisa dibuka untuk menambah pasokan. Tapi kalau kebijakan itu terlambat, masyarakat sudah terlanjur merasakan efek inflasi pangan.
Fenomena harga cabai ini sering dijadikan indikator stabilitas ekonomi rumah tangga. Kalau harga cabai naik, biasanya harga bahan pokok lain ikut bergerak. Karena itu, pengendalian pasokan dan distribusi jadi perhatian utama pemerintah.
Secara sosial, fluktuasi harga cabai mencerminkan betapa rentannya rantai pasok pertanian di Indonesia. Di tengah isu perubahan iklim dan infrastruktur yang belum merata, komoditas sederhana seperti cabai bisa memicu efek domino di perekonomian rakyat.














