JAKARTA, Cobisnis.com – Arab Saudi dikenal sebagai salah satu negara paling kaya di dunia, dengan sumber utama kekayaannya berasal dari minyak bumi. Sejak ditemukannya ladang minyak pertama di Dammam pada tahun 1938, komoditas ini menjadi tulang punggung ekonomi nasional dan penopang utama pendapatan negara.
Minyak bumi menyumbang sekitar 70 persen dari pendapatan pemerintah Arab Saudi serta lebih dari 80 persen nilai ekspor nasional. Ketergantungan tinggi terhadap minyak membuat perekonomian Arab Saudi sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak dunia. Ketika harga minyak naik, pertumbuhan ekonomi negara tersebut turut melonjak.
Sektor minyak dikelola oleh Saudi Aramco, perusahaan migas milik negara yang menjadi salah satu perusahaan dengan valuasi terbesar di dunia. Aramco berperan strategis dalam menjaga stabilitas keuangan nasional, termasuk dalam pembiayaan proyek infrastruktur dan sosial.
Keberhasilan Aramco tidak hanya memperkuat posisi Arab Saudi di pasar global, tetapi juga menjadikan negara itu sebagai aktor penting dalam kebijakan energi dunia. Produksi minyak Saudi Aramco sering kali menjadi faktor penentu harga minyak internasional.
Meski begitu, pemerintah Arab Saudi menyadari bahwa ketergantungan penuh pada minyak tidak berkelanjutan dalam jangka panjang. Penurunan harga minyak global di masa lalu menjadi peringatan bagi negara tersebut untuk mulai melakukan transformasi ekonomi.
Sebagai langkah strategis, pada 2016 pemerintah meluncurkan program Vision 2030, yang bertujuan mendiversifikasi perekonomian agar tidak hanya bergantung pada minyak. Program ini fokus pada pengembangan sektor pariwisata, energi terbarukan, teknologi, dan industri kreatif.
Arab Saudi juga mulai membuka peluang investasi asing di berbagai sektor nonmigas. Pembangunan kawasan ekonomi baru seperti NEOM menjadi contoh ambisi besar negara itu untuk menciptakan ekosistem ekonomi berbasis inovasi.
Langkah diversifikasi ini juga diiringi dengan peningkatan investasi di bidang pendidikan dan teknologi, guna membangun sumber daya manusia yang mampu bersaing di era digital. Pemerintah berkomitmen menjadikan Arab Saudi sebagai pusat ekonomi modern di kawasan Timur Tengah.
Upaya transformasi ekonomi tersebut menjadi sinyal bahwa Arab Saudi tidak hanya ingin dikenal sebagai raksasa minyak, tetapi juga sebagai negara dengan ekonomi yang tangguh, adaptif, dan berkelanjutan.
Dengan cadangan minyak besar dan strategi jangka panjang melalui Vision 2030, Arab Saudi berupaya menjaga stabilitas ekonomi nasional sekaligus menyiapkan fondasi baru untuk masa depan pasca-minyak.














