JAKARTA, Cobisnis.com – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa naik dari 5,12 persen menjadi lebih dari 5,5 persen. Bahkan, Menkeu Purbaya menilai pertumbuhan 7 persen bukan hal yang sulit dicapai.
Proyeksi tersebut disampaikan Purbaya saat memberi materi di Investor Daily Summit 2025 di Jakarta, Kamis (9/10/2025). Ia menegaskan akan memonitor kebijakan fiskal sekaligus memperbaiki kinerja sektor swasta.
Purbaya menekankan jika ada persoalan investasi, pemerintah akan menanganinya dengan cepat. Hal ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mendorong sektor unggulan berkembang lebih pesat.
Ia melaporkan proyeksi pertumbuhan ini kepada Presiden Prabowo Subianto. Purbaya menyebut arah pertumbuhan mulai terlihat positif di akhir kuartal III 2025, dari 5,12 persen naik menjadi lebih dari 5,5 persen.
“Dengan kondisi ini, target pertumbuhan 7 persen tidak terlalu sulit. Jika sudah stabil, kita akan fokus mengembangkan sektor unggulan,” ujarnya pada Minggu (12/10/2025).
Purbaya juga memprediksi target pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam tiga hingga empat tahun ke depan bisa tercapai. Pemerintah menilai langkah-langkah fiskal dan dukungan sektor swasta menjadi kunci percepatan.
Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi kuartal III 2025 sempat melambat. Namun, pemerintah yakin kuartal IV 2025 akan mengalami pemulihan dan pertumbuhan mencapai 5,5 persen, menutup perlambatan semester I yang tercatat 4,99 persen.
Optimisme ini diperkuat laporan bank Himbara yang menunjukkan pertumbuhan kredit meningkat setelah penempatan dana pemerintah senilai Rp 200 triliun di perbankan. Penyaluran kredit naik dari 8 persen ke 11 persen.
Sementara itu, Bank Dunia menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 menjadi 4,8 persen dari sebelumnya 4,7 persen. Meski lebih rendah dari target pemerintah 5,2 persen, laju pertumbuhan tetap di atas rata-rata kawasan Asia Timur dan Pasifik.
Bank Dunia menyoroti dukungan pemerintah melalui subsidi pangan, transportasi, energi, dan investasi negara. Langkah ini mendorong permintaan agregat dan menopang pertumbuhan ekonomi, walaupun tantangan ekspansi jangka panjang tetap ada.














