JAKARTA, Cobisnis.com – Jumlah uang di masyarakat yang melebihi jumlah barang dan jasa dapat memicu tekanan ekonomi signifikan. Kondisi ini menurunkan nilai uang dan meningkatkan harga-harga kebutuhan pokok, sebuah fenomena yang dikenal sebagai inflasi. Inflasi menjadi indikator penting bagi stabilitas ekonomi nasional.
Fenomena ini terjadi ketika permintaan masyarakat melebihi kemampuan pasar menyediakan barang. Jika uang beredar lebih banyak daripada barang yang tersedia, daya beli per lembar uang menurun, sehingga harga naik secara umum.
Contohnya, ketika Rp10.000 bisa membeli sepiring nasi goreng, inflasi membuat jumlah uang yang sama hanya cukup membeli sebagian porsi. Artinya, masyarakat membutuhkan lebih banyak uang untuk kebutuhan yang sama.
Sumber uang berlebih dapat berasal dari pencetakan uang oleh pemerintah, kredit bank yang longgar, atau subsidi besar-besaran. Ketiga faktor ini meningkatkan likuiditas di masyarakat tanpa diimbangi pertumbuhan produksi.
Akibat inflasi, daya beli masyarakat menurun, terutama bagi golongan menengah ke bawah. Kenaikan harga kebutuhan pokok membuat biaya hidup meningkat, sementara pendapatan riil tidak selalu naik seiring laju inflasi.
Selain itu, inflasi mempengaruhi tabungan dan investasi. Nilai simpanan masyarakat di bank akan berkurang daya belinya, dan perencanaan keuangan menjadi sulit karena harga barang berubah cepat.
Dampak lain terlihat pada sektor bisnis. Biaya produksi meningkat, harga jual barang naik, dan ketidakpastian ekonomi dapat menurunkan minat investasi. Pasar modal pun terkadang bereaksi negatif terhadap inflasi tinggi.
Secara makro, inflasi yang tidak terkendali bisa melemahkan mata uang nasional terhadap dolar dan mata uang asing lain. Hal ini mempengaruhi impor, ekspor, dan neraca perdagangan secara keseluruhan.
Namun, perlu dicatat bahwa pertumbuhan jumlah uang yang seimbang dengan peningkatan produksi dan jasa tidak selalu berdampak buruk. Inflasi moderat justru dianggap sehat dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, pengendalian jumlah uang di masyarakat menjadi krusial. Bank sentral dan pemerintah harus menjaga keseimbangan antara jumlah uang beredar dan ketersediaan barang untuk mencegah inflasi merugikan masyarakat.














