JAKARTA, Cobisnis.com – China menegaskan dominasinya sebagai eksportir tekstil terbesar di dunia dengan menguasai hampir 40% pangsa pasar global. Posisi ini menjadikan Negeri Tirai Bambu sebagai pusat produksi industri fesyen dunia, mulai dari pakaian sehari-hari hingga tekstil premium.
Data Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mencatat bahwa China mengekspor tekstil senilai lebih dari 300 miliar dolar AS pada 2023. Angka tersebut menunjukkan betapa besar kontribusi sektor tekstil terhadap perekonomian China, sekaligus menegaskan perannya dalam rantai pasok internasional.
Dominasi China di pasar tekstil tidak datang tiba-tiba. Negara ini memiliki kombinasi tenaga kerja terampil, biaya produksi yang efisien, serta dukungan infrastruktur logistik yang memadai. Faktor-faktor ini membuat China mampu memproduksi dalam skala besar dengan harga kompetitif.
Selain unggul dalam volume, China juga berhasil merambah berbagai segmen pasar. Dari produk tekstil massal yang terjangkau hingga material premium untuk merek internasional, semua dapat diproduksi di kawasan industri tekstil China.
Ketergantungan global terhadap tekstil asal China sangat tinggi. Banyak negara di Asia, Afrika, hingga Eropa mengandalkan impor dari China untuk memenuhi kebutuhan industri fesyen mereka. Situasi ini membuat setiap gejolak perdagangan bisa berdampak luas.
Perang dagang antara China dan Amerika Serikat sempat memicu kenaikan tarif pada produk tekstil. Kondisi tersebut mengguncang pasar fesyen global karena produsen dan konsumen terjebak pada harga yang lebih tinggi.
Bangladesh, Vietnam, India, dan Turki kini berusaha mengambil sebagian pangsa pasar tekstil global. Mereka menawarkan biaya tenaga kerja lebih rendah sebagai strategi bersaing, meski belum mampu menandingi skala produksi raksasa China.
Bagi China, dominasi di sektor tekstil bukan hanya soal ekonomi, melainkan juga strategi geopolitik. Dengan posisi sebagai pemasok utama, negara ini memiliki kekuatan tawar lebih dalam perdagangan internasional.
Industri tekstil juga menjadi motor penggerak lapangan kerja di China. Jutaan tenaga kerja bergantung pada sektor ini, sehingga keberlanjutan ekspor menjadi prioritas penting dalam kebijakan ekonomi nasional.
Dengan capaian tersebut, China diperkirakan akan tetap menjadi pemimpin pasar tekstil dunia dalam waktu lama. Namun, tantangan dari negara pesaing bisa mendorong transformasi industri ini ke arah yang lebih inovatif dan berkelanjutan.














