JAKARTA, Cobisnis.com – Gandum kini diakui sebagai salah satu komoditas paling strategis di pasar global. Perannya yang vital sebagai makanan pokok bagi lebih dari sepertiga populasi dunia menjadikannya bukan sekadar bahan pangan, tetapi juga senjata ekonomi yang memengaruhi stabilitas politik dan harga pasar internasional.
Setidaknya 35% penduduk dunia bergantung pada gandum sebagai sumber kalori utama. Produk turunan seperti roti, pasta, mie, dan biskuit menjadi kebutuhan sehari-hari di banyak negara. Kenaikan harga gandum langsung memicu kenaikan harga pangan lain, sehingga berimbas pada inflasi global.
Gandum juga kerap disebut sebagai pengendali stabilitas politik. Krisis pangan akibat lonjakan harga gandum pernah memicu gelombang protes di Timur Tengah, termasuk menjadi salah satu faktor penyulut Arab Spring pada dekade 2010-an.
Ketergantungan pada impor gandum sangat tinggi di beberapa negara. Mesir, misalnya, menjadi pengimpor gandum terbesar di dunia dengan konsumsi roti yang sangat dominan dalam kebutuhan pangan rakyatnya. Kondisi ini menjadikan negara tersebut rentan terhadap fluktuasi harga global.
Pasar gandum dunia juga terkonsentrasi pada segelintir negara produsen. Rusia, Ukraina, Amerika Serikat, Kanada, dan Australia menguasai sebagian besar ekspor gandum internasional. Gangguan produksi atau distribusi dari negara-negara ini dapat memicu guncangan harga secara cepat.
Perang Rusia-Ukraina pada 2022 menjadi bukti nyata. Konflik tersebut mengganggu lebih dari 30% pasokan gandum global, sehingga harga pangan melonjak tajam dan menambah tekanan inflasi di berbagai negara berkembang.
Selain faktor perang, kebijakan proteksionis juga berperan besar. Rusia dan beberapa negara lain sempat menahan ekspor gandum sebagai strategi politik dan ekonomi, memanfaatkan komoditas ini untuk memperkuat posisi tawar di kancah internasional.
Bantuan pangan berbasis gandum juga kerap dijadikan instrumen diplomasi. Amerika Serikat dan Uni Eropa menyalurkan bantuan gandum ke negara-negara miskin sebagai bentuk soft power, sekaligus menjaga pengaruh mereka di kawasan tertentu.
Dampak gandum terhadap inflasi pangan sangat signifikan. Setiap kenaikan harga gandum di pasar internasional berkontribusi pada naiknya biaya hidup miliaran orang. Situasi ini membuat banyak negara harus menyiapkan subsidi besar agar stabilitas sosial tetap terjaga.
Dengan semua faktor tersebut, gandum dipandang bukan hanya komoditas pertanian biasa. Ia telah menjelma menjadi instrumen ekonomi dan politik global, sekaligus salah satu faktor penentu arah kebijakan perdagangan dunia.














