JAKARTA, Cobisnis.com – Pasar saham Asia naik pada Senin (23/9), sementara dolar AS melemah karena investor bersiap menghadapi potensi penutupan pemerintahan Amerika Serikat (government shutdown) yang bisa menunda publikasi laporan ketenagakerjaan September dan berbagai data ekonomi penting lainnya.
Presiden Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan pimpinan Partai Demokrat dan Republik di Kongres pada Senin untuk membahas perpanjangan pendanaan pemerintah. Tanpa kesepakatan, penutupan pemerintahan akan dimulai pada Rabu, bertepatan dengan berlakunya tarif baru AS untuk truk berat, produk farmasi, dan sejumlah barang lain.
Dampak Ekonomi dan Kebijakan The Fed
Penutupan berkepanjangan bisa membuat Federal Reserve kekurangan data resmi saat rapat kebijakan pada 29 Oktober mendatang.
“Jika shutdown berlangsung hingga setelah rapat The Fed, maka bank sentral harus mengandalkan data swasta untuk keputusan kebijakannya,” tulis analis Bank of America (BofA) dalam sebuah catatan. “Secara margin, hal ini bisa menurunkan kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Oktober, meski hanya sedikit.”
Pasar saat ini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada Oktober mencapai 90%, dengan sekitar 65% kemungkinan pemangkasan lagi pada Desember.
Menurut BofA, shutdown hanya akan mengurangi sekitar 0,1 poin persentase pertumbuhan ekonomi AS setiap minggunya. Namun, jika pemerintah memanfaatkan penutupan untuk melakukan PHK permanen, dampaknya terhadap tenaga kerja dan kepercayaan konsumen bisa lebih signifikan.
Selain itu, ada ketidakpastian terkait rapat para jenderal dan laksamana AS di Quantico, Virginia, pada Selasa, yang disebut akan dihadiri langsung oleh Presiden Trump bersama Menteri Pertahanan Pete Hegseth.
Pasar Saham Asia dan Global
Meski ada risiko politik, analis menilai kuartal IV biasanya menjadi periode positif bagi pasar saham. Sejarah mencatat,
- S&P 500 menguat pada 74% kuartal IV.
- Futures S&P 500 naik 0,2%
- Nasdaq futures naik 0,3% setelah sempat melemah pekan lalu
- EUROSTOXX 50 futures, FTSE futures, dan DAX futures masing-masing naik 0,3%
Di Asia:
- Nikkei Jepang turun 0,8%, namun masih 5% lebih tinggi sepanjang September. Investor menunggu hasil pemilihan ketua LDP akhir pekan ini.
- Kospi Korea Selatan melonjak 1,3%, mencatat kenaikan 7,6% sepanjang bulan.
- MSCI Asia-Pasifik (di luar Jepang) naik 0,4%, hampir 4% lebih tinggi sepanjang September.
- Saham blue-chip China (CSI300) bertambah 0,7% menjelang libur panjang Golden Week.
- Obligasi, Mata Uang, dan Komoditas
- Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury 10 tahun stabil di level 4,16% setelah tekanan dari data ekonomi AS yang kuat pekan lalu.
- Indeks dolar AS melemah 0,2% ke 97,952.
- Euro naik tipis ke $1,1726 (rentang $1,1646–1,1918).
- Dolar/yen melemah 0,4% ke 148,92 setelah menguat lebih dari 1% pekan lalu.
Di komoditas:
- Emas kembali mencetak rekor tertinggi baru di $3.798 per ons.
- Harga minyak melemah setelah pipa dari Kurdistan ke Turki kembali beroperasi untuk pertama kali dalam 2,5 tahun.
- Brent turun 0,8% ke $69,73/barel
- WTI AS turun 0,7% ke $65,27/barel
OPEC+ kemungkinan menyetujui tambahan kenaikan produksi sedikitnya 137.000 barel per hari dalam pertemuan Minggu depan.














