JAKARTA, Cobisnis.com – Ayam bumbu rujak menjadi salah satu hidangan khas Jawa yang terus digemari masyarakat luas. Masakan ini menggunakan ayam muda yang dipadukan dengan bumbu dasar merah, lalu dipanggang hingga menghasilkan cita rasa unik yang memadukan pedas, manis, gurih, dan sedikit asam.
Hidangan ayam bumbu rujak dikenal sebagai salah satu variasi dari aneka resep ayam bakar Nusantara. Popularitasnya tidak hanya bertahan di daerah asal, tetapi juga merambah ke berbagai kota besar, bahkan menjadi menu favorit di rumah makan dan restoran modern.
Bumbu dasar merah yang menjadi ciri khasnya terdiri dari cabai merah, bawang merah, bawang putih, dan garam. Keunikan lain terletak pada tambahan gula merah dan berbagai rempah lain, yang memberikan sensasi rasa mirip dengan saus rujak buah, sehingga menambah keistimewaan kuliner ini.
Dalam konteks ekonomi kuliner, ayam bumbu rujak menjadi bagian dari tren kuliner tradisional yang mengalami modernisasi. Banyak pelaku usaha makanan memanfaatkan keunikan rasa ini untuk menarik konsumen, khususnya generasi muda yang mencari perpaduan antara makanan tradisional dan penyajian modern.
Data dari sektor kuliner menunjukkan peningkatan permintaan terhadap makanan tradisional dalam beberapa tahun terakhir. Ayam bumbu rujak termasuk di dalamnya, karena mudah diterima lintas generasi dan mampu bersaing dengan menu internasional. Hal ini membuka peluang besar bagi UMKM hingga restoran besar untuk menjadikannya produk unggulan.
Popularitas ayam bumbu rujak juga didorong oleh daya tarik wisata kuliner di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wisatawan domestik maupun mancanegara sering menjadikan hidangan ini sebagai salah satu pengalaman kuliner wajib. Tren tersebut berkontribusi positif pada perekonomian lokal, terutama pada sektor perdagangan bahan baku seperti ayam, cabai, dan bawang.
Selain sebagai menu kuliner harian, ayam bumbu rujak juga sering hadir dalam acara-acara penting, mulai dari perayaan keluarga hingga festival kuliner. Kehadiran menu ini menunjukkan bahwa kuliner tradisional masih memiliki tempat istimewa di tengah gempuran makanan cepat saji modern.
Dari sisi pasar, hidangan ini memiliki daya jual tinggi. Restoran yang menawarkan ayam bumbu rujak biasanya mampu menjaga stabilitas penjualan karena rasanya yang familiar sekaligus unik. Bahkan, banyak merek waralaba lokal mulai memasukkan ayam bumbu rujak sebagai variasi menu untuk memperluas target konsumen.
Kombinasi cita rasa dan kekuatan identitas budaya menjadikan ayam bumbu rujak sebagai salah satu ikon kuliner Nusantara yang memiliki potensi besar untuk dipasarkan secara global. Dengan strategi branding yang tepat, hidangan ini bukan tidak mungkin menjadi bagian dari diplomasi kuliner Indonesia di kancah internasional.
Ke depan, peluang ekspor kuliner khas seperti ayam bumbu rujak bisa semakin terbuka, seiring meningkatnya minat pasar global terhadap makanan autentik. Dukungan pemerintah dan industri pariwisata diharapkan dapat memperkuat posisi kuliner tradisional ini di pasar regional maupun dunia.














