JAKARTA, Cobisnis.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2024 sebesar 4,95 persen secara year on year (yoy) atau melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I dan II masing-masing sebesar 5,11 persen dan 5,05 perse (yoy).
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2024 bila dibandingkan triwulan III 2023 atau secara year on year tumbuh 4,95 persen,” ujar Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Selasa, 5 November.
Amalia menjelaskan menjelaskan bahwa produk domestik bruto atau PDB Indonesia atas dasar harga berlaku pada kuartal III 2024 mencapai Rp5.638,9 triliun. Serta, PDB berdasarkan harga konstan mencapai Rp3.279,6 triliun.
Amalia menyampaikan bahwa konsumsi rumah tangga menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 dengan kontribusi sebesar 2,55 persen.
Amalia menjelaskan bahwa pertumbuhan konsumsi rumah tangga didorong peningkatan konsumsi untuk restoran dan hotel yang tercermin dari peningkatan tingkat penghunian kamar hotel dan perjalanan wisawatan nusantara.
Kemudian, sektor transportasi dan komunikasi juga tumbuh tinggi, tercermin dari peningkatan penjualan sepeda motor serta penumpang angkutan rel, laut, dan udara.
Selain konsumsi rumah tangga, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2024 juga ditopang oleh investasi yang turut memberikan kontribusi signifikan. Adapun Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) memberikan kontribusi sebesar 1,63 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dan konsumsi pemerintah yang memberikan sumber pertumbuhan 0,32 persen.
Adapun, investasi ini didorong oleh pembangunan proyek-proyek infrastruktur yang dikerjakan oleh pemerintah dan swasta, termasuk berlanjutnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan proyek konstruksi lainnya, seperti pembangunan jalan tol.
“Peningkatan realisasi belanja modal pemerintah dan peningkatan impor barang modal khususnya jenis mesin dan peralatan lainnya,” tambahnya.
Selain itu, sektor ekspor tumbuh didorong oleh peningkatan nilai dan volume ekspor beberapa komoditas utama seperti bahan bakar mineral mesin dan peralatan listrik serta kendaraan dan bagiannya. Sertai ekspor juga didorong oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara.
Sementara itu, Amalia menyampaikan terdapat lima besar pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut lapangan usaha didorong oleh industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.
“Total share kelima lapangan usaha ini adalah sebesar 64,94 persen terhadap PDB,” ujarnya.
Amalia menyampaikan industri pengolahan tumbuh sebesar 4,72 persen (yoy), sementara industri pertanian tumbuh 1,69 persen (yoy), industri perdagangan tumbuh 4,82 persen (yoy), konstruksi tumbuh sebesar 7,48 persen (yoy) dan pertambangan sebesar 3,46 persen (yoy).
Selain itu, lapangan usaha dengan pertumbuhan tinggi yaitu transportasi dan pergudangan yang tumbuh 8,64 persen (yoy) sejalan dengan peningkatan jumlah penumpang seluruh moda angkutan dan peningkatan pengiriman barang.
Kemudian industri akomodasi dan makanan minuman tumbuh 8,33 persen (yoy), didorong oleh peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, kegiatan MICE maupun event berskala nasional dan internasional, seperti Moto GP Mandalika, PON XXI, dan International Sustainability Forum.