JAKARTA, COBISNIS.COM – Presiden Prabowo Subianto dalam sebuah pertemuan di Denpasar, Bali, menyampaikan pandangannya tentang pentingnya menghindari pengultusan pemimpin. Ia menegaskan bahwa setiap pemimpin memiliki pencapaian dan kekurangan, yang sepatutnya diakui oleh masyarakat. Dalam pandangannya, menghargai kontribusi para pemimpin terdahulu, termasuk Presiden Joko Widodo, adalah langkah yang perlu diambil tanpa harus mengabaikan kekurangan yang ada.
Prabowo menilai bahwa pemimpin tidak bisa menyelesaikan semua persoalan bangsa dalam waktu singkat. Ia menyampaikan kepada para calon kepala dan wakil kepala daerah dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Denpasar, bahwa setiap pemimpin memiliki keterbatasan yang perlu dipahami secara obyektif. Menurutnya, masyarakat tidak seharusnya terjebak dalam pengultusan atau menganggap satu pemimpin sebagai sosok yang mampu menyelesaikan semua masalah tanpa dukungan yang luas.
Ia juga menekankan bahwa sikap obyektif dan keterbukaan terhadap kekurangan adalah hal penting untuk kemajuan bangsa. Menurut Prabowo, pengultusan justru dapat menghambat proses perbaikan karena akan membentuk pola pikir yang statis, cenderung mempertahankan status quo, dan menghalangi inovasi serta perubahan yang diperlukan untuk kemajuan Indonesia.
Lebih lanjut, Prabowo menyatakan bahwa kemajuan bangsa ini memerlukan keberanian untuk mengakui kekurangan di berbagai sektor, termasuk pengelolaan sumber daya alam. Ia menyoroti bahwa meski kaya akan sumber daya alam, Indonesia masih menghadapi masalah kebocoran yang berdampak pada pengelolaan yang kurang optimal. Bagi Prabowo, keberhasilan dalam mengelola negara bukanlah hasil kerja satu orang semata, melainkan kontribusi kolektif yang didasarkan pada pengakuan terhadap kekurangan.
Prabowo juga mengamati bahwa sikap yang kritis terhadap kekurangan sering kali dianggap tidak populer. Ia berpendapat bahwa sikap ini cenderung ditolak oleh segelintir pihak yang merasa nyaman dalam posisi mereka saat ini. Meski begitu, ia yakin bahwa mengungkapkan permasalahan secara terbuka adalah langkah penting untuk membangun bangsa yang lebih baik.
Dalam pidatonya, Prabowo mengangkat berbagai tantangan besar yang dihadapi Indonesia, seperti korupsi dan keserakahan sebagian kecil pihak yang menghambat kesejahteraan bersama. Menurutnya, keberhasilan suatu negara terletak pada pemerintahan yang tegas, bersih, dan berkomitmen untuk mengelola kekayaan bangsa demi kepentingan rakyat.
Di akhir pidatonya, Prabowo menyatakan tekadnya untuk membangun pemerintahan yang fokus pada perbaikan, memberantas korupsi, dan mengelola sumber daya negara dengan lebih efektif. Ia menambahkan bahwa jika pengelolaan negara dilakukan dengan baik, seluruh masyarakat Indonesia akan dapat hidup lebih sejahtera.