JAKARTA, COBISNIS.COM – TikTok Indonesia mengungkapkan bahwa pengguna platform tersebut mengeluarkan rata-rata sekitar Rp 2,3 juta selama momen Mega Sales tahun lalu.
Mega Sales adalah acara tahunan yang berlangsung pada kuartal IV, dikenal juga sebagai Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), dengan tanggal-tanggal penting seperti 10.10, 11.11, dan 12.12.
Dalam sesi Media Briefing Mega Sales TikTok 2024, Head of Business Marketing TikTok Indonesia, Sitaresti Astarini, menyampaikan bahwa penjualan di kategori produk ibu dan bayi meningkat hingga 1,7 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan kategori lain yang tidak terkait dengan pengguna TikTok.
Hal ini menunjukkan tren belanja yang signifikan di segmen tersebut.
Menurut Sitaresti, pembeli di TikTok cenderung memiliki karakteristik lebih intuitif dibandingkan impulsif.
Sekitar 80% dari mereka melakukan perbandingan dan riset sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian.
Ia juga menambahkan bahwa keputusan pembelian ini sering kali terbentuk beberapa hari atau bahkan minggu sebelumnya, setelah konsumen terekspos oleh konten terkait barang tersebut.
Selain itu, ia menyebutkan bahwa pada momen Mega Sales, konsumen di TikTok cenderung berbelanja 1,6 kali lebih banyak dibandingkan hari-hari biasa.
TikTok Indonesia menemukan bahwa ada perpaduan antara browsing dan buying sebanyak 89%, sementara interaksi dengan komunitas di platform mencapai 60%.
Sitaresti mengingatkan bahwa merek-merek atau penjual yang ingin memanfaatkan momen Mega Sales harus aktif mempersiapkan kampanye mereka.
Pasalnya, sebanyak 80% pengguna TikTok telah mempersiapkan diri untuk berbelanja atau check out barang jauh sebelum hari puncak Mega Sales.
Dalam beberapa tahun terakhir, TikTok Indonesia melihat adanya penurunan produksi dan penjualan rokok legal di Indonesia.
Data dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menunjukkan bahwa produksi rokok nasional mengalami penurunan sebesar 10,57% dalam lima tahun terakhir, dari 355,84 miliar batang pada tahun 2019 menjadi 318,21 miliar batang pada tahun 2023.
Produksi Sigaret Putih Mesin (SPM) yang berada di bawah Gaprindo juga menyusut 35,74% dari 15,22 miliar batang pada tahun 2019 menjadi 9,78 miliar batang pada tahun 2023.
Gaprindo terus mendorong agar kebijakan fiskal dan nonfiskal terhadap industri rokok legal diatur secara seimbang, guna menjaga keberlangsungan industri di tengah tantangan regulasi yang ada.