JAKARTA,Cobisnis.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia cukup baik di tengah gejolak pasar global akibat ekskalasi geopolitik di Timur Tengah.
Menurut Airlangga, hal tersebut terlihat dari target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia masih jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi global.
“Diperkirakan 5,1 persen sedangkan global pertumbuhan tahun ini 3,2 persen jadi Indonesia jauh di atas perkembangan ekonomi global dan ekonomi global diperkirakan fall trend tetap, sedangkan Indonesia 5,1 persen pada 2025 dan negara berkembang 4,2 persen,” kata Airlangga dalam konferensi pers perkembangan isu perekonomian di kantor Kemenko Perekonomian, Kamis, 18 April.
Selain itu, Airlangga menyampaikan APBN masih menjadi shock absorber, terutama melalui anggaran subsidi dan kompensasi BBM.
“Jadi subsidi dan kompensasi BBM diandalkan, tetap menjadi shock absorber sehingga ini tidak di pass-on ke masyarakat,” ujarnya.
Airlangga menyampaikan, pemerintah terus mengerahkan bantuan langsung tunai (BLT) mitigasi risiko pangan hal tersebut disiapkan untuk pengendalian inflasi pangan.
Di sisi lain, Airlangga mengungkapkan, pemerintah tetap tenang dalam menghadapi ketegangan geopolitik di Timur Tengah lantaran kecilnya potensi perang meluas sehingga memberikan dampak terhadap perekonomian global.
“Jadi secara geopolitik relatif belum ada apa-apa, jadi karena belum ada apa-apa ya kita tenang-tenang saja,” katanya.
Lanjut Airlangga, potensi disrupsi yang kemungkinan terjadi yakni terkait logistik, rantai pasok dan kepentingan di Selat Hormuz lantaran, Selat tersebut menjadi jalur pelayaran bagi tanker minyak yang membawa sekitar 30 persen minyak mentah dunia.
“Kita tahu selat Hormuz penting terutama untuk jalur minyak dan 30 persen perdagangan minyak ada di sana. Tapi kita juga tahu ada pangkalan AS di sana, di Qatar,” ucapnya.