JAKARTA, Cobisnis.com – Gempa bumi bermagnitudo 4,8 mengguncang Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (31/12/2023) malam. Guncangan gempa terasa hingga Bandung, Subang, Garut, Cirebon, dan beberapa kawasan lainnya di Jawa Barat.
Berdasarkan keterangan resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Badan Geologi (PVMBG), gempa bumi tersebut diperkirakan terjadi karena adanya aktivitas Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Sesar tersebut merupakan sesar mendatar mengiri dengan laju geser berkisar antara 0,19-0,48 mm per tahun.
Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, membenarkan keterangan PVMBG. Menurutnya, ada kemungkinan pemicu gempa karena pergerakan sesar aktif tersebut.
“Saya setuju dengan apa yang telah disampaikan oleh Badan Geologi. Kemungkinan ada sumber gempa di sana, yakni aktivitas dari Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Namun, masih perlu dicari untuk detailnya. Baik parameter sumber gempanya, panjangnya, tingkat aktivitasnya, maksimum magnitudonya, serta lain sebagainya,” ujar Irwan dalam rilisnya, Selasa (2/1/2024).
ITB bersama beberapa lembaga terkait, akan bersama-sama mencari parameter dari sumber-sumber gempa baru, untuk mengidentifikasi lebih detail mengenai gempa yang terjadi di Sumedang.
“Belajar dari gempa yang terjadi di Sumedang, kami akan mencari parameter yang lebih detail. Kemungkinan nanti akan dimasukkan ke dalam sumber-sumber gempa baru yang terjadi di Indonesia,” tuturnya.
Hal lain yang menjadi perhatian Irwan adalah kekuatan gempa yang tidak terlalu besar, namun dapat menimbulkan dampak kerusakan signifikan. Ia menyebutkan, ada tiga hal yang menjadi concern terkait hal ini.
Pertama, sumber gempa yang tidak terlalu besar dari magnitudonya, namun cukup dangkal kedalamannya. Kedua, karakteristik lapisan tanah di Jawa Barat yang mempunyai berbagai produk vulkanik, sehingga dapat meningkatkan guncangan gempa.
“Hal inilah yang membuat gempa dengan kekuatan yang kecil tapi guncangannya terasa keras di permukaan,” lanjutnya.
Ketiga, kondisi geografis wilayah di Sumedang dan sekitarnya yang memiliki banyak penduduk dan telah dipadati bangunan, sehingga dapat berpotensi menimbulkan banyak kerusakan saat terjadi bencana.
Karenanya, Irwan mengimbau masyarakat mewaspadai potensi bencana gempa yang walaupun kekuatannya tidak terlalu besar, tetap dapat menimbulkan dampak kerusakan.
“Hal inilah yang perlu menjadi pembelajaran, khususnya bagi masyarakat di Jawa Barat. Sebab, kita juga pernah ada kejadian yang mirip, yakni gempa Cianjur pada November tahun lalu. Meski kekuatannya berbeda, tapi tetap memberikan kerusakan yang signifikan,” tandasnya.
Masyarakat pun diimbau untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan serta kewaspadaan terhadap gempa bumi susulan maupun potensi bencana lainnya.