JAKARTA, Cobisnis.com – Gangguan kadar glukosa rendah dalam darah bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan serius. Hipoglikemia, istilah untuk kondisi di mana kadar glukosa dalam darah turun di bawah batas normal, seringkali menjadi komplikasi yang dihadapi individu dengan diabetes.
Menurut penelitian dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), banyak penderita diabetes memiliki kadar glukosa darah di bawah 70 mg/dL. Kementerian Kesehatan RI menetapkan rentang normal kadar glukosa darah sebagai berikut: Untuk Gula Darah Sewaktu (GDS) tanpa puasa, normalnya kurang dari 200 mg/dL. Sedangkan Gula Darah Puasa (GDP), normalnya kurang dari 126 mg/dL.
Bagaimana ciri-ciri gula darah rendah? Berdasarkan informasi dari Mayo Clinic, tanda-tanda hipoglikemia bisa berkisar dari gejala ringan hingga yang lebih serius. Gejala ringan termasuk: kulit terlihat pucat, gemetaran, keringat berlebihan, sakit kepala, rasa lapar atau mual, detak jantung yang tidak teratur, kelelahan, iritabilitas, kesulitan berkonsentrasi, pusing, serta kesemutan atau mati rasa pada bibir, lidah, atau pipi.
Sementara gejala yang lebih parah meliputi: kebingungan atau perilaku tidak biasa, kesulitan dalam berkoordinasi gerakan, bicara terganggu, penglihatan kabur, atau bahkan mimpi buruk saat tertidur.
Apa komplikasi dari hipoglikemia yang mungkin terjadi? Menurut NIDDK, gejala hipoglikemia yang ringan hingga sedang bisa diatasi dengan relatif mudah. Namun, jika tidak segera ditangani, kondisi gula darah rendah ini bisa berujung pada komplikasi serius, seperti pingsan, koma, atau bahkan kematian. Episode berulang dari gula darah rendah juga bisa menyebabkan kondisi lain yang berisiko, seperti lonjakan kadar glukosa yang tinggi atau ketidaksadaran terhadap gejala hipoglikemia sampai kadar glukosa benar-benar turun.