JAKARTA,Cobisnis.com – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan Indonesia ekspor Indonesia masih kuat.
Meski begitu, Kemendag tidak menjamin nilai transaksi ekspor tahun ini akan jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2022.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi mengatakan, nilai ekspor Indonesia secara kumulatif pada Januari-Oktober 2023 mencapai 244 miliar dolar AS. Sementara, ekspor nonmigas mencapai 230 miliar dolar AS.
Didi mengatakan nilai tersebut memang turun jika dibandingkan tahun lalu. Namun, Didi mengeklaim Indonesia masih punya kekuatan ekspor.
Hal ini terlihat dari angka volume eskpor yang tetap mengalami pertumbuhan.
“Naiknya dibanding periode yang sama tahun lalu 7 persen. Jadi Januari-Oktober tahun lalu 534 juta ton volumenya. Sekarang, 579 ton ini kalau saya akumilatif 7 persen. Jadi masih kuat ekspornya,” kata Didi di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu, 20 Desember.
Meski begitu, Didi mengaku tidak bisa menjamin nilai transaksi eskpor hingga akhir tahun ini akan jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Pasalnya, tren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami penurunan
“Memang kita tidak menjamin bahwa bisa mencapai tahun lalu ya, karena memang profit tahun lalu cukup besar. Terutama di harga coal (batu bara), CPO dan beberapa komoditi based produknya masih tinggi harganya, sekarang kan ini melandai harga-harga mereka,” jelasnya.
Tak hanya itu, Didi juga mengatakan tekanan terhadap nilai tukar rupiah pun cukup memengaruhi nilai ekspor di tahun ini.
Apalagi, kata dia, sepanjang Januari hingga Oktober nilai tukar rupiah terus melemah.
“Terus juga tekanan rupiah ini cukup mempengaruhi yang tahun ini. Sehingga kita analogikan kalau tahun lalu kita bisa jual 1 unit itu 1 dolar misalnya, tahun ini sepanjang Januari-Oktober itu tidak sampai 1 dolar kita bisa jual, mungkin hanya 0,8 dolar. Jadi itu yang membuat nilai ekspor secara kumulatifnya turun,” ucapnya.