JAKARTA,Cobisnis.com – Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Minerba Irwandy Arif mengungkapkan permintaan batu bara dari negara asia masih cukup tinggi.
Hal ini sejalan dengan ingginya realisasi produksi batu bara tahun 2023.
Dikutip dari Minerba One Map Indonesia (MODI) Kementerian ESDM per 11 Desember 2023, produksi batu bara RI telah mencapai 716,93 juta ton atau 103,23 persen dari target nasional yang ditetapkan sebesar 694 juta ton.
“Memang permintaan dari negara-negara Asia memang masih tetap tinggi ya,” ujar Irwandi dalam Mining Zone yang dikutip Rabu, 13 Desember.
Irwandy menambahkan, perbandingan antara ekspor batu bara dengan kebutuhan domestik sebesar 70 persen berbanding 30 persen.
Ia merinci, pada tahun 2020, ekspor batu bara sebesar 130 juta ton, kemudian 2021 itu menjadi 322 juta ton dan kemudian tahun 2022 sebesar 361 juta ton.
Sementara kewajiban Dmoestic Market Obligation (DMO) Indonesia pada tahun 2020 sebesar 131 juta ton, tahun 2021 sebesar 133 juta ton dan meningkat pada tahun 2022 menanjak menjadi 215 ton.
“Agak menurun sedikit di 2023 ini karena belum berakhir ya. Mungkin sekitar 200an juga,” ujar Irwandy.
Ia menambahkan, realisasi batu bara pada akhir tahun 2023, dengan rerata produksi per bulan sebesar 42,6 juta ton per bulan, hingga akhir Desember 2023 diperkirakan akan ada penambahan produksi sebesar 20 juta ton.
“Nah sehingga kalau kita lihat realisasinya ke depan ini mungkin akan menambah tidak lebih dari 20 juta maksimum ya sampai akhir tahun,” pungkas Irwandy.