JAKARTA, Cobisnis.com – Pentingnya pola minum seseorang tak kalah pentingnya dengan makanan yang dikonsumsi bagi kesehatan otak.
Riset dari Jerman menyebutkan bahwa minuman tinggi gula bisa meningkatkan risiko demensia, seperti yang dilansir oleh The Sun. Di antara minuman tersebut termasuk minuman buah, susu berperisa, dan minuman bersoda yang tinggi lemak.
Sejumlah minuman mengklaim ‘bebas gula’ pada labelnya, misalnya pada minuman jus buah dalam kemasan. Namun, perlu ditekankan bahwa minuman kemasan semacam ini juga memiliki risiko terkait kesehatan. Meski demikian, para ahli belum sepenuhnya menjelaskan alasan mengapa peningkatan asupan gula dapat meningkatkan risiko penyakit.
Namun, beberapa studi menyarankan bahwa ini bisa terjadi karena gula dapat memicu peradangan, yang diyakini sebagai faktor dalam kondisi neurodegeneratif seperti Alzheimer, salah satu jenis paling umum dalam kategori ini.
Meskipun belum ada obat yang spesifik untuk demensia saat ini, ada tiga obat yang sedang diuji coba untuk memperlambat perkembangan penyakit tersebut.
Para ahli menekankan bahwa fokus pada perbaikan gaya hidup merupakan kunci dalam melawan demensia.
Ilmuwan dari University of Giessen menyatakan bahwa minum minuman dengan gula bebas atau gula alami “berhubungan secara signifikan dengan risiko demensia”.
Berdasarkan definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gula bebas adalah monosakarida dan disakarida, serta gula alami yang terdapat pada madu, sirop, dan jus buah. WHO merekomendasikan asupan gula bebas maksimal 10 persen dari total asupan energi total
Mereka menemukan bahwa mengonsumsi sedikit minuman susu, seperti milkshake vanilla dari McDonald’s setiap hari, terkait dengan peningkatan risiko demensia sebesar 39 persen dalam jangka 10 tahun. Sementara minum soda tinggi lemak meningkatkan risiko demensia sebesar 21 persen.
Selain itu, studi terpisah juga menunjukkan bahwa mengonsumsi gula dalam bentuk cair jauh lebih berisiko daripada gula dalam bentuk padat. Salah satu alasan utamanya adalah otak tidak mampu meregistrasi kalori dari gula cair sebagaimana halnya kalori dari makanan padat.
Minum kalori tidak memberikan sensasi kenyang yang sama seperti saat makan. Ini berpotensi membuat seseorang makan lebih banyak dan meningkatkan risiko kenaikan berat badan.
Tidak hanya meningkatkan berat badan, konsumsi kalori dari gula cair juga bisa meningkatkan kadar gula darah dan resistensi insulin yang dapat memicu diabetes.