Cobisnis.com – Dari sisi penilaian perkembangan sektor jasa keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencermati stabilitas sektor jasa keuangan hingga April 2020 tercatat masih dalam kondisi terjaga.
“Hal tersebut terjadi di tengah tendensi pelemahan sektor riil dan potensi pelemahan sektor keuangan melalui tunggakan pembayaran pokok dan bunga,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso di Jakarta, Senin 11 Mei 2020 saat penyampaian secara virtual hasil rapat berkala II Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada Kamis (30/4/2020) yang membahas assesment ekonomi Indonesia di kuartal I-2020.
Jumpa pers virtual itu dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai Ketua KSSK, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Halim Alamsyah.
Namun, Wimboh menggarisbawahi, beberapa indikator intermediasi sektor jasa keuangan masih membukukan kinerja positif dan profil risiko industri jasa keuangan tetap terkendali.
Lebih jauh Wimboh menjelaskan, memasuki bulan April 2020, volatilitas global mulai menurun. “Dibarengi dengan kebijakan penanganan Covid-19 yang baik, telah membantu perbaikan kondisi pasar finansial domestik, gejolak pasar finansial mulai mereda,” ujarnya.
Tekanan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah, serta yield obligasi yang dialami selama bulan Maret 2020, mulai mereda di bulan April 2020.
Kemudian, lanjut Wimboh, memasuki bulan Mei 2020, di pasar modalIHSG secara year to date (ytd) telah terkoreksi 27,02% ytd (8 Mei 2020) ditutup di 4.597,4. Setelah mencapai titik terendahnya pada 24 Maret di level 3.937,6, kini volatilitas terpantau lebih rendah.
“Investor nonresiden di pasar saham masih mencatatkan net sell sebesar Rp20,79 triliun secara year to date,” ungkap dia.
Sementara itu, pasar Surat Berharga Negara (SBN) terlihat masih mengalami tekanan, di mana yield SBN per 8 Mei kembali melemah. “Ini terlihat dengan yield naik sebesar 70,9 bps ytd dan mencatatkan net sell Rp139,1 triliun per 6 Mei 2020,” imbuhnya.