JAKARTA, Cobisnis.com – Saat ini pasar apartemen masih lesu. Lihat saja di 6 bulan pertama yang nyaris tak ada proyek apartemen baru berdiri. Dengan begitu, permintaan apartemen sendiri masih sedikit atau bahkan berkurang.
Selain itu, penjualan proyek apartemen yang sudah ada pun hanya tumbuh 0,4 persen selama Kuartal II-2023 dibanding Kuartal I-2023, dan hanya bergeser 0,1 persen dari periode yang sama tahun lalu. Hingga Juni 2023, total pasokan kumulatif kondominium Jabodetabek mencapai 375.438 unit meningkat hanya 0,29 persen secara kuartalan, dan 6,8 persen secara tahunan. Sekitar 1.090 unit kondominium dari tiga proyek diselesaikan pada Kuartal II-2023, sebagian besar berlokasi di Jakarta Selatan.
Ada beberapa pengamat yang mengatakan kelesuan pasar apartemen ini disebabkan beberapa faktor. Salah satunya karena banyak proyek yang mangkrak. Banyak apartemen yang dibangun tanpa ada kejelasan kapan proyeknya selesai. Semua itu akan menurunkan epercayaan konsumen terhadap proyek kondominium. Karena itu butuh kejelasan informasi terkait kemajuan pembangunan project perlu diinformasikan secara berkala, mulai dari informasi ground breaking sampai topping off.
Selain itu, ketidakpastian ekonomi juga berperan. Fluktuasi ekonomi atau ketidakpastian dapat membuat calon pembeli atau investor ragu untuk berinvestasi dalam properti, termasuk apartemen. Ketidakpastian dapat mempengaruhi daya beli dan keputusan pembelian.
Terakhir, bisa juga karena perkembangan urbanisasi. Dimana perubahan dalam pola urbanisasi atau migrasi penduduk dari kota-kota besar ke daerah-daerah pinggiran atau kota-kota lain juga dapat mempengaruhi permintaan apartemen.