JAKARTA,Cobisnis.com – Emas adalah instrumen investasi yang tahan terhadap inflasi.
Hal itu disampaikan oleh Widodo Darojatun, MBA, Senior Vice President Innovation Center, PT Pegadaian dalam sesi pertama Indonesia Industry Outlook 2023 yang mengusung tema Financial and Syariah Ecosystem, “Digital Innovations to Boost Customer Lifetime Value”.
Pada sesi ini ada dua pembicara yakni, Widodo Darojatun, MBA, Senior Vice President Innovation Center, PT Pegadaian dan Sandhy Sofian, Head of Information Technology PT Bank Muamalat Indonesia. Kedua narasumber berdiskusi tentang temuan riset Inventure-Alvara 2023 dan membahas perkembangan dan perubahan customer behaviour terutama di bidang finansial dan ekosistem syariah.
Ungkapan Widodo ini sesuai dengan temuan riset Inventure-Alvara 2023, bahwa masyarakat di tahun ini cenderung menjadi investor yang safety player dan emas menjadi pilihan utama.
Menurut Widodo secara umum emas akan punya daya tahan terhadap inflasi. “Sebab by nature uang akan terinflasi. Orang zaman dulu, aset fisik menjadi pegangan. Supaya harga aset gak berkurang nilainya. Tapi jika properti itu harganya mahal. Maka banyak yang pilih emas,” ujarnya.
Lebih jauh lagi, menurutnya, ke depan, satuan kepemilikan emas akan semakin banyak. Sebab harga emas sangat terjangkau dibandingkan investasi lain, property misalnya. Dengan kata lain harga yang jauh lebih murah menjadi keunggulan dari emas. “Kalau produknya affordable maka banyak yang akan akses termasuk segmen bawah,” kata Widodo.
Selain karena harga terjangkau, kepemilikan emas akan semakin fraksional. Artinya, tidak harus dimiliki dalam jumlah besar. “Tren investasi di emas akan terus terjadi. Investasi emas kepemilikannya juga akan semakin fraksional. Mereka akan memiliki emas dalam jumlah yang kecil. Jadi aset yang tahan inflasi ini akan semakin mudah dimiliki dan semakin menjadi tren,” kata Widodo.
Untuk menangkap tren-tren ini, pegadaian terus melakukan inovasi. Sebab sekarang kompetitor banyak yang bermunculan dan mengguncang pasar. Akhirnya pemain lama, dipaksa melakukan inovasi, Tetapi inovasi itu harus sesuai keahlianya.
Pegadaian sendiri sudah lama mempunyai kompetensi inti (core competence) dalam pengelolaan emas. Di sini, pegadaian meyakini bahwa transformasi tidak boleh dilepaskan dari kompetensi inti. Karena melakukan transformasi harus sesuai dengan hal itu. Dengan adopsi tabungan emas yang semakin tinggi, dan jumlah kepemilikan emas yang dimungkinkan bisa diperkecil. Oleh karena itu, dengan tren seperti itu Pegadaian semakin yakin untuk mengarungi tahun 2023.