JAKARTA,Cobisnis.com — Kampanye mendorong solusi inovatif kegiatan daur ulang terus dilakukan. Sebuah program Plastic Waste to Value Southeast Asia Challenge telah resmi dirampungkan.
Terdapat lima inovator, dengan dua di antaranya berasal dari Indonesia. Mereka adalah Bank Sampah Bersinar dan Kibumi. Sepanjang lima bulan bekerja mereka mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tambahan yang berguna untuk merancang solusi berdampak tinggi untuk kegiatan daur ulang dan upcycling.
Selain mendapatkan pengalaman tersebut, lima inovator tersebut juga mendapatkan total hibah sebesar USD72.000 atau sekitar Rp 1 miliar. Dana hibah ini akan digunakan untuk mendorong kapasitas operasional bisnis dan meningkatkan fasilitas kerja.
Kesempatan ini memungkinkan setiap inovator untuk mengelola, memproses, dan mendaur ulang sampah plastik dalam jumlah yang lebih besar.
“Berkat hibah yang kami terima dari program ini, kami dapat berinvestasi dalam truk pick-up sampah baru. Peluang ini juga memungkinkan kami untuk mengumpulkan lebih banyak sampah dari bank sampah unit binaan kami,” ungkap Fei Febri, CEO, Bank Sampah Bersinar.
Program yang dipimpin oleh The Incubation Network dan bekerja sama dengan Global Plastic Action Partnership, UpLink by the World Economic Forum, serta Alliance to End Plastic Waste, juga memberikan dukungan pengembangan yang dipersonalisasi kepada tiga inovator lainnya di Asia Tenggara, yaitu Envirotech (Filipina), Plastic People (Vietnam), TerraCycle Foundation (Thailand), selain kepada Bank Sampah Bersinar dan Kibumi (Indonesia).
Selama program ini berlangsung kelima inovator tersebut telah mendapatkan akses ke berbagai sumber daya dan dukungan selama program, termasuk lokakarya, penyesuaian mentor, dan peluang memperluas jejaring.
Setidaknya ada 9 pakar yang terdiri dari pemimpin bisnis, ahli keuangan, pakar pemasaran dan hubungan masyarakat, dan spesialis investasi, bertindak sebagai mentor para inovator tersebut.
Selain itu, para inovator juga mendapatkan persiapan dalam pengembangan bisnis melalui lokakarya yang berfokus pada pengelolaan dan daur ulang sampah, pemasaran, dan lainnya. Wawasan dan arahan yang diperoleh dari kegiatan ini akan membantu menyempurnakan strategi pemasaran mereka untuk melayani pasar baru.
Program ini diakhiri dengan showcase virtual bersama UpLink, Global Plastic Action Partnership, dan Alliance to End Plastic Waste, pada akhir Februari 2023. Pada showcase ini, setiap inovator menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan mereka kepada para pemangku kepentingan, sehingga dapat mendorong lebih banyak kolaborasi.
“Selain dukungan kami kepada inovator Plastic Waste to Value Southeast Asia Challenge, kami telah memberikan bantuan peningkatan bisnis kepada 358 start-up lainnya dalam waktu tiga tahun. Hal ini setara dengan mencegah hampir 148.000 metrik ton pencemaran sampah plastik ke lingkungan,” kata Simon Baldwin, Global Head of Circularity, SecondMuse. “SecondMuse terus berkomitmen untuk menguatkan rantai nilai sampah plastik dan mempromosikan solusi hulu inovatif di tahun-tahun mendatang”
“Sejak awal, kami telah terlibat dalam kancah start-up yang dinamis di Asia Tenggara, terhubung dengan banyak pengusaha yang merintis inovasi dan model bisnis baru untuk meningkatkan pengelolaan dan sirkularitas sampah plastik. Kami berusaha untuk mendukung start-up agar dapat menunjukkan solusi model bisnis yang layak secara teknis dan layak secara ekonomi, memposisikannya untuk investasi, penskalaan, dan replikasi,” ujar Nicholas Kolesch, Vice President, Projects, at the Alliance to End Plastic Waste. “Program The Incubation Network telah menjadi bagian penting dari perjalanan ini, memfasilitasi kemajuan belasan bisnis yang menunjukkan komitmen nyata untuk memecahkan tantangan sampah plastik. Ini menginspirasi kita semua untuk berbuat lebih banyak.”
Pendana untuk The Plastic Waste to Value Southeast Asia Challenge
Program ini didanai Alliance to End Plastic Waste dan didukung oleh SecondMuse, The Circulate Initiative, Global Affairs Canada, serta DEFRA.