JAKARTA, Cobisnis.com – Penyakit jantung menjadi momok yang menakutkan karena morbiditas dan motalitasnya yang tinggi dan bisa membuat seseorang meninggal mendadak.
Masalah inilah yang diulas RS Premier Jatinegara (RSPJ) bersama dengan tim Cardiac Centernya dalam acara media gathering sekaligus seminar kesehatan jantung. Di sini diutarakan pentingnya penanganan serangan jantung secara tepat dan cepat.
“Pertolongan pertama harus dilakukan secara cepat dan diikuti dengan penanganan dari ahli penyakit jantung secara komprehensif. Penanganan yang akurat sangat penting untuk meminimalkan kerusakan pada jantung, sehingga pasien dapat kembali pulih secara maksimal.” kata dr. Hasril Hadis Sp. JP (k), FIHA, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RSPJ.
Dan RS Premier Jatinegara siap menangani pasien yang memiliki masalah jantungnya. Apalagi dengan fasilitas dan keandalan tim dokter spesialis yang dimiliki Cardiac Centernya.
Cardiac Center merawat pasien dengan tindakan intervensi ganguan jantung, pre dan pasca tindakan jantung. Juga menangani pasien tanpa tidakan intervensi seperti CHF (Congestive Heart Failure), AF (Atrial Fibrillation), pre dan post Abiasi.
“Sejak tahun 2015, rumah sakit Premier Jatinegara memiliki fasilitas bangsal khusus pasien penyakit jantung dengan layanan jantung komprehensif,” lata dr. Susan Ananda, CEO RSPJ.
Dilengkapi dengan fasilitas pemeriksaan jantung, monitoring system, defibrillator, ekokardiografi, Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM), holter, hingga mini echo untuk memonitor jantung pasien dengan lebih cepat. Dan tentu saja dokter spesialis jantung yang andal.
Cardiac Ward juga diperuntukan bagi pasien pra-dan post tindakan seperti Percutaneous Coronary Intervention (PCI) yaitu prosedur intervensi non bedah.
“Di RSPJ kami juga melakukan layanan bedah jantung dengan teknik Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dan Minimally Invasive Cardiac Surgery (MICS).” jelas dr. Susan Ananda.
MICS merupakan inovasi terkini dalam teknik bedah jantung, dimana metode pembedahan menggunakan sayatan kecil sehingga kehilangan darah lebih sedikit, mengurangi ketidaknyamanan paska operasi, waktu penyembuhan lebih cepat, menurunkan risiko infeksi, serta menghilangkan kemungkinan infeksi luka dalam sternum.
“Prosedur ini juga dapat menjadi pilihan bagi pasien yang memiliki risiko tinggi, seperti karena usia atau riwayat medis lainnya.” jelas dr. Amin Tjubandi, Sp.BTKV(K), minimal invasive CABG RSPJ.