JAKARTA,Cobisnis.com – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan akan membanjiri wilayah Indonesia timur yakni Papua dan Maluku dengan minyak goreng curah kemasan sederhana atau Minyakita pekan ini.
“Minggu depan kita akan mengapalkan minyak goreng kemasan rakyat merek Minyakita ke Papua dan Maluku. Kita akan banjiri 1.000-3.000 ton dalam satu bulan dengan harga Rp14.000 per liter,” katanya dalam keterangan dikutip Senin, 8 Agustus.
Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan mengatakan jika ini terlaksana maka di seluruh Indonesia akan tersedia minyak goreng curah dan minyak goreng merek Minyakita dengan harga paling tinggi Rp14.000 per liter.
Untuk itu, Zulhas pun memastikan komitmen produsen dalam menjaga ketersediaan dan kelancaran distribusi minyak goreng. Ia melakukan kunjungan ke podusen minyak goreng, PT Incasi Raya di Padang, Sumatera Barat pada Minggu, 7 Agustus.
“Saya sampaikan terima kasih kepada PT Incasi Raya yang telah berkomitmen menjual minyak goreng sesuai HET (harga eceran tertinggi). Untuk minyak goreng kemasan rakyat merek Minyakita masih dalam proses untuk diedarkan,” kata Zulhas.
Kata Zulhas, terdapat dua jenis minyak goreng dengan merek kemasan premium dan minyak goreng curah. Minyak goreng curah dijual paling tinggi sesuai HET sebesar Rp14.000 per liter.
“HET ini juga berlaku untuk minyak goreng kemasan rakyat dengan menggunakan merek Minyakita,” ucapnya.
Terkait tandan buah segar (TBS), Zulhas menyampaikan, pemerintah telah melakukan beberapa kebijakan. Di antaranya dengan menunda pungutan ekspor sebesar 200 dolar.
“Artinya, dengan tidak adanya pungutan, harga di petani dapat meningkat. Diharapkan akhir Agutus harga TBS sudah di atas Rp2.000 per kg. Dengan demikian, ketika panen raya petani sawit mendapat keuntungan,” ujarnya.
Di sisi lain, Mendag Zulkifli Hasan juga ingin pengusaha tetap mendapat keuntungan. Namun, pelaku usaha harus tetap menjalankan kewajiban dengan memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri sesuai domestic market obligation (DMO) yang ditetapkan.
“Untuk menjaga ekspor, Pemerintah juga meningkatkan angka pengali ekspor menjadi 9 kali dan insentif kemasan sebesar 1,3-1,5 dari besaran DMO. Saya harap akhir Agustus stok pada tangki CPO sudah terdistribusi dan segera berganti sehingga dapat membeli sawit dari petani untuk diolah lagi,” ucapnya.