JAKARTA, Cobisnis.com – Bertepatan dengan momen Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli 2022, McDonald’s meluncurkan kampanye Inspirasi Literasi McD dengan menghadirkan berbagai inisiatif seperti penggalangan donasi buku bacaan anak, renovasi Taman Baca Masyarakat (TBM) dan pelatihan kegiatan membaca nyaring atau read aloud.
Sutji Lantyka selaku Associate Director of Communications McDonald’s Indonesia mengatakan, MCDonald’s sadar untuk dapat meningkatkan literasi anak Indonesia tidak dapat dilakukan sendiri dan dalam waktu yang singkat.
“Sehingga, McDonald’s Indonesia mengadakan berbagai program berkelanjutan dengan melibatkan berbagai pihak yang kredibel di bidangnya, termasuk guru dan orang tua demi mencapai tujuan tersebut,” kata Sutji.
Jika pada bulan Juni lalu McDonald’s Indonesia bekerjasama dengan Klassku (platform digital berbasis edukasi) dan Persatuan Guru Indonesia (PGRI) memberikan beasiswa pelatihan literasi sains yang diikuti lebih dari 1.000 guru di 28 provinsi di Indonesia, kali ini, McDonald’s Indonesia bekerjasama dengan Forum Taman Baca Masyarakat (Forum TBM) untuk mengadakan kegiatan literasi yang ditujukan bagi anak dan orang tua.
Salah satu faktor yang disebut menjadi penyebab rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia, yakni kurangnya bahan bacaan dan praktik. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari Heri Djuhaeri selaku Ketua Bidang Infokom dan Litbang Forum TBM (Forum TBM),
“Ragam buku bacaan anak yang kurang variatif merupakan salah satu faktor penyebab jumlah kehadiran anak semakin berkurang di Taman Baca. Selain itu, fasilitas yang kurang memadai seperti kondisi bangunan yang rusak, minimnya ventilasi udara, hingga kurangnya alat peraga, juga merupakan faktor pendukung yang krusial untuk membangun ketertarikan anak dalam membaca buku di Taman Baca.”
Untuk menjawab hal tersebut, McDonald’s, bersama dengan Forum TBM sebagai rekanan yang memiliki visi dan misi sama dalam meningkatkan literasi anak bangsa, mengadakan kegiatan donasi buku anak yang sudah berjalan sejak Mei 2022. Pada program tersebut, konsumen dapat menyumbangkan buku bacaan anak yang masih layak baca di kotak donasi buku yang tersedia di 180 gerai McDonald’s seluruh Indonesia.
Sebanyak 3.132 buku telah terkumpul dari konsumen hingga saat ini, dan mulai didistribusikan secara bertahap di sejumlah TBM di Indonesia. Program donasi buku ini masih akan terus berlangsung hingga akhir tahun ini.
Selain itu, dari segi prasarana McDonald’s Indonesia berinisiatif untuk melakukan perbaikan pada Taman Baca dengan kondisi yang cukup memprihatinkan, dimulai dari TBM Tebet, Manggarai pada bulan Agustus 2022 mendatang.
Untuk memembangun kebiasaan membaca pada anak, McDonald’s mengadakan program membaca nyaring atau yang lebih dikenal dengan sebutan read aloud;menyampaikan pesan dari media tertulis atau bergambar dengan cara dibunyikan serta memperhatikan intonasi suara, gestur tubuh hingga ekspresi muka. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun ketertarikan anak terhadap buku sehingga Ia menyukai kegiatan membaca.
“Membaca nyaring sudah menjadi budaya yang diwariskan orang tuaku sejak masih kecil. Sehingga, kini aku terbiasa untuk mengajak anakku, Arrasya melakukan aktivitas membaca nyaring sejak Ia berusia dua bulan. Melalui kegiatan ini tentunya banyak sekali manfaat yang didapat seperti menambah kosakata, membangun cara berpikir hingga menguatkan bonding aku dan anakku,” jelas Tasya Kamila, seorang Aktris, Penyanyi dan Ibu Aspiratif.
Kegiatan read aloud yang diinisiasi oleh McDonald’s Indonesia akan dilaksanakan mulai hari ini (Jumat, 22 Juli 2022) dan dilakukan secara reguler setiap dua bulan sekali di gerai-gerai McDonald’s maupun di Taman Baca Masyarakat bersama dengan para Ibu yang tergabung dalam keanggotaan McKids maupun TBM.
Pada pelaksanaan kegiatan Read Aloud yang pertama, Paman Gery selaku pegiat literasi dan Professional Storyteller memberikan beberapa tips dalam melakukan kegiatan read aloud.
“Kecenderungan orang tua saat melakukan read aloud adalah malu berekspresi dan takut terlihat aneh. Padahal ekspresi sangat penting untuk menerjemahkan gambar serta membangun ketertarikan anak. Selain itu, diperlukan komunikasi dua arah selama sesi berlangsung agar anak merasa dilibatkan dan tidak jenuh. Ajak Ia menebak gambar atau sesederhana memilih buku mana yang akan dijadikan bahan bacaan selama sesi read aloud.”
“Kami berharap, seluruh upaya yang kami lakukan ini, baik beasiswa pelatihan untuk guru, donasi buku, renovasi TBM maupun read aloud workshop dapat bermanfaat, sehingga pada akhirnya kami dapat berkontribusi dalam meningkatkan literasi anak Indonesia.” tutup Sutji.