JAKARTA, Cobisnis.com –Dalam tiga bulan pertama 2022, Bank Mandiri berhasil menangkap momentum pertumbuhan ekonomi dan mencatat kinerja positif. Seiring dengan ekonomi yang membaik, Bank Mandiri berhasil mencetak laba bersih konsolidasi sepanjang kuartal I 2022 sebesar Rp 10 triliun atau tumbuh 70% secara tahunan. Secara Bank only, RoE Bank Mandiri mencapai 19,26%, yang merupakan kinerja tertinggi di antara Bank KBMI 4.
“Sejalan dengan upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan Pemerintah. Bank Mandiri juga berkomitmen untuk bersama-sama mendorong kebangkitan ekonomi di dalam negeri, terutama sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah dan segmen termasuk UMKM,” ujarnya.
Kinerja bisnis yang baik tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan kredit yang secara konsolidasi sebesar 8,93% secara year on year (YoY) mencapai Rp 1.072,9 triliun pada kuartal I 2022. Pertumbuhan kredit ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri yang sebesar 6,65% yoy.
Pertumbuhan kredit tersebut juga selaras dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri yang menembus Rp1.269,0 triliun atau tumbuh 7,42% YoY. Pertumbuhan DPK tersebut utamanya didorong oleh dana murah atau current account and saving account (CASA) bank only yang tumbuh 10,93% YoY menjadi Rp 748,6 triliun dengan rasio CASA mencapai 75,0%.
Realisasi gemilang ini berhasil mendorong pertumbuhan aset Bank Mandiri di akhir kuartal pertama tahun 2022 menjadi Rp 1.734,1 triliun. Tumbuh sebesar 9,47% secara tahunan.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, pencapaian tersebut merupakan hasil dari eksekusi strategi secara disiplin dan prudent yang dimaksimalkan perseroan dalam dua tahun terakhir. Berbagai inisiatif digital yang telah dilakukan menurutnya turut berhasil memberikan dampak positif kepada core business perseroan termasuk memperluas akses Bank Mandiri ke pasar serta ekosistem digital.
Darmawan menambahkan, pertumbuhan kredit Bank Mandiri telah merata di berbagai segmen. Segmen wholesale yang menjadi core competence Bank Mandiri mampu tumbuh 7% secara yoy, atau mencapai Rp 549,8 triliun di akhir Maret 2022.
Di samping itu, berkat implementasi bisnis ke arah digital pertumbuhan kredit ritel Bank Mandiri juga mampu menorehkan pencapaian positif. Tercatat hingga kuartal I 2022 total kredit ritel Bank Mandiri mencapai Rp 292,5 triliun, tumbuh signifikan 10,37% secara YoY, terutama didorong oleh segmen mikro produktif yang tumbuh 19,69% YoY dan SME yang tumbuh 10,97% YoY.
Pencapaian segmen Mikro terutama ditopang oleh penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) Bank Mandiri sebesar Rp 10,49 triliun per Maret 2022. Realisasi tersebut setara dengan 26,2% dari total plafon KUR yang ditugaskan oleh pemerintah, yakni sebesar Rp 40 triliun sepanjang tahun 2022.
“Dalam mendorong ekspansi kredit, Bank Mandiri senantiasa memprioritaskan prinsip kehati-hatian. Hasilnya, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kami terus membaik. NPL gross secara konsolidasi mampu dijaga pada level rendah 2,66% per Maret 2022, menurun 49 basis poin (bps) dari posisi yang sama tahun sebelumnya,” imbuh Darmawan.
Perkuat Implementasi Digital
Pertumbuhan kinerja Bank Mandiri, tidak lepas dari peran teknologi pada bisnis perseroan. Bank Mandiri telah menghadirkan solusi perbankan digital yang andal kepada nasabah lewat Super App Livin’ by Mandiri untuk menghadirkan customer experience selayaknya layanan cabang dalam genggaman yang dispesifikasi ke nasabah ritel serta Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri yang memberikan layanan digital single access kepada nasabah wholesale.
Akselerasi kedua layanan digital perseroan ini pun telah mencetak sejumlah pencapaian positif sepanjang Triwulan I 2022. Transaksi nasabah melalui aplikasi Livin’ by Mandiri terus menunjukan pertumbuhan seiring dengan berubahnya perilaku konsumen untuk menggunakan channel digital. Sampai dengan Triwulan I 2022, aplikasi ini telah diunduh sebanyak lebih dari 11 juta pengguna dan melayani lebih dari 417 juta transaksi dengan nilai transaksi yang menembus Rp 508 triliun.
Sementara itu, Platform Digital Kopra by Mandiri mencatatkan nilai transaksi digital wholesale sebesar Rp 5.037 triliun dan mampu melayani transaksi cash management sebesar Rp 4.546 triliun atau tumbuh 73,0% yoy serta transaksi trade finance & bank guarantee sebesar Rp 170,6 triliun atau tumbuh 27,7% yoy.
Optimalisasi Bisnis Dorong Efisiensi
Sejalan dengan strategi pengendalian biaya operasional perseroan, Bank Mandiri mencatat perbaikan efisiensi operasional yang tercermin dari cost to income ratio secara bank only yang menurun sebesar 565bps mencapai sebesar 36,43%.
Dalam memastikan kualitas kredit, Bank Mandiri secara aktif terus memonitoring penyaluran kredit. Untuk itu, Bank Mandiri terus menjaga posisi rasio pencadangan atau coverage ratio di level aman.
Sampai dengan akhir Maret 2022, posisi coverage ratio Bank Mandiri telah mampu dijaga pada level 266,39% secara bank only. Posisi itu bahkan meningkat sebanyak 30,85% jika dibandingkan dengan periode akhir Maret 2021 lalu.
Di samping itu, tren restrukturisasi kredit debitur terdampak Covid-19 juga telah mengalami penurunan, sejalan dengan pulihnya kondisi perekonomian di dalam negeri. Tercatat hingga akhir Maret 2022 portofolio restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 di Bank Mandiri telah mencapai Rp 67,7 triliun.
Nilai tersebut lanjut Darmawan, terus mengalami penurunan dari posisi di akhir Desember 2021 lalu sebesar Rp 69,7 triliun. “Pemberian restrukturisasi tersebut merupakan bentuk komitmen Bank Mandiri dalam mendukung kebijakan pemerintah dan regulator, dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi,” paparnya.
Kinerja Bank Mandiri yang baik ini tidak lepas dari kontribusi kinerja Perusahaan Anak, yang terutama didorong oleh pembiayaan Bank Syariah Indonesia (BSI) yang tumbuh 11,6% yoy mencapai Rp 177,5 triliun dengan ROE mencapai 15,2%, dan pertumbuhan kredit Bank Mandiri Taspen sebesar 17,9% yoy dengan ROE 34,7%.