JAKARTA, Cobisnis.com – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menyelenggarakan Inception Meeting atau pertemuan pendahuluan Presidensi B20 Indonesia Summit 2022, Kamis-Jumat (27-28) Januari di Jakarta.
Acara ini dihadiri langsung oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Meneg BUMN Erick Thohir, Menlu Retno Marsudi, Mendag M Luthfi dan Menkominfo Johnny G Plate serta duta besar negara-negara sahabat yang tergabung dalam G20.
Presiden Jokowi yang berada di Istana Bogor bersama dengan Seskab Pramono Anung, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid memberikan
sambutan melalui telekonferensi sekaligus arahan mengenai isu-isu prioritas yang akan dibahas di Presidensi G20 Indonesia dan B20 Indonesia Summit.
Presiden Jokowi menekankan tiga isu prioritas, yakni Global Health Architecture, Digital Transformationd an Energi Transition. Menurut presiden, transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan merupakan
tanggung jawab besar dan sekaligus memberikan peluang besar karena Indonesia memiliki potensi energi
terbarukan yang sangat besar dan harus disiapkan skenario hilirisasinya, peta jalannya termasuk pendanaan dan investasi.
“Indonesia juga memberikan perhatian serius pada pengembangan teknologi digital terutama yang mempunyai kontribusi langsung kepada pemberdayaan UMKM dan pengembangan SDM. Indonesia juga sedang membangun kabel telekomunikasi bawah laut dengan Pantai Barat Amerika Serikat sehingga akan meningkatkan kapasitas bandwidth Indonesia lebih dari 100 persen,” jelas Presiden Jokowi, Kamis (27/1/2022).
Terakhir, kata presiden, Indonesia juga fokus pada pembenahan arsitektur kesehatan global yang inklusif,
setara dan tanggap terhadap krisis melalui inovasi serta pemerataan produksi vaksin, obat-obatan, dan alkes. Presiden berharap, komunitas B20 bisa memberikan tawaran konkret yang akan menjadi legacy Indonesia sebagai Presidensi G20 dengan menekankan kemitraan publik dan swasta global demi dunia yang adil dan berkelanjutan.
Dalam Inception Meeting ini, Ketua Umum KADIN Indonesia yang juga Penanggung Jawab Presidensi B20 Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan dunia perlu mendorong kolaborasi, inovasi, dan inklusivitas seiring dengan transisi untuk keluar dari pandemi. “Sebagai forum komunikasi dan konsultasi pelaku bisnis Indonesia dengan masyarakat nasional dan internasional, KADIN mendorong dunia usaha untuk menggunakan Forum B20 ini untuk saling berbagi informasi dan teknologi, mengembangkan solusi yang produktif dan inovatif, serta meningkatkan kerja sama, baik di tingkat sektoral maupun lintas sektoral, di tingkat regional maupun nasional dan internasional,” kata Arsjad.
Arsjad menegaskan, B20 dihadirkan tidak hanya untuk kepentingan sekelompok pemimpin bisnis global yang berpartisipasi dalam task force dan international advocacy caucus saja. Acara B20 juga bukan hanya sekedar seremonial, tetapi untuk seluruh warga dunia khususnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) agar dapat mengerti, ikut serta dalam perjalanan B20, serta merasakan manfaat positif dari kerja sama ini.
Sementara itu Ketua Penyelenggara Presidensi B20 Indonesia Shinta Kamdani mengatakan, B20 merupakan forum pemimpin bisnis yang menyumbang 80% dari PDB dunia. Menurut Shinta, B20 Indonesia menyambut 2.000 anggota di mana 37% di antaranya pemimpin perempuan. Shinta mengatakan Forum B20 ini dapat merekomendasikan perubahan yang diperlukan serta
melaksanakan transformasi yang dipimpin sektor swasta agar ekonomi lebih tangguh, inklusif, dan berkelanjutan menyambut era new normal, terutama kontribusi menghilangkan krisis yang disebabkan oleh pandemi, meningkatkan kolaborasi dan menstimulasi arus investasi global.
Pada 2022 ini, KADIN Indonesia berencana melaksanakan side event B20 di berbagai lokasi di Indonesia. Tujuannya agar dapat membuka pintu bagi dunia untuk menjelajahi Indonesia dan memperkenalkan keanekaragaman budaya serta keindahan Indonesia sekaligus dapat membuka peluang investasi bagi Indonesia, mulai dari investasi di bidang kesehatan, di ibu kota baru, hingga sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sementara itu, mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang melalui telekonferensi mengatakan
Indonesia harus mengambil posisi dalam memimpin negara-negara G20 dan komunitas B20 untuk bersamasama melakukan riset dan membangun infrastruktur kesehatan global terutama vaksin untuk mencegah hadirnya pandemi di masa yang akan datang.
Kishore Mahbubani dari Institut Riset Asia NUS juga mengatakan posisi Indonesia penting dalam merumuskan kebijakan pemulihan ekonomi global yang lebih adil dan inklusif karena mendapatkan
kepercayaan dari negara-negara barat dan timur. Sedangkan pendiri WEF, Professor Klaus Schwab mengatakan Indonesia memiliki peran penting untuk membangun ulang tata ekonomi global yang berkelanjutan dan tahan terhadap pandemi melalui akselerasi teknologi digital.
John W.H. Denton AO, Sekjen ICC membicarakan perlunya mengatasi ketimpangan dalam memulihkan
ekonomi global melalui kolaborasi, lalu Mari Elka Pangestu, Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia menyoroti perekonomian global mengalami pemulihan yang sangat cepat namun tidak merata. Sedangkan Gautam Kumra, Ketua Asia, McKinsey & Company membicarakan tren
pemulihan pascapandemi secara keseluruhan dalam aspek sosial ekonomi.
Selain itu, pembicara kunci lainnya di antaranya Brad Smith (President & Vice-Chairman microsoft), Joseph C Tsai (Executive Vice Chairman Alibaba), Börje Ekholm (CEO Ericsson), Andre Soelistyo (CEO GoTo Group), Anindya Novyan Bakrie, (Ketua Dewan Pengawas KADIN Indonesia), Michael R Bloomberg (Founder of Bloomberg LP), Alok Sharma (President of COP26), Amin H Nasser (President & CEO of Saudi Aramco) dan Mark Carney (UN Special Envoy on Climate Action and Finance), Francesco Starace (CEO Enel Group) dan Andrew Forrest AO, (Ketua & Pendiri, Fortescue Future Industries,
Fortescue Metals Group, Minderoo Foundation).
Para petinggi bisnis dari perusahaan multinasional raksasa serta lembaga-lembaga dunia ini memberikan pandangan mengenai kolaborasi, inovasi dan teknologi apa yang dimungkinkan dapat digunakan untuk membantu dunia tumbuh pasca pandemi serta langkah-langkah yang dapat diambil bisnis untuk menjaga
planet ini tetap layak huni termasuk dalam sektor energi ramah lingkungan.
Pembicara kunci lainnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan mengenai pentingnya
Forum B20 dalam kaitannya dengan G20, terutama mengenai rencana pemerintah dalam mewujudkan tiga isu prioritas yang ditekankan oleh presiden. Pemulihan ekonomi global, kata Airlangga, akan berpengaruh besar pada ekonomi Indonesia. Ia juga sangat menekankan mengenai teknologi digital dan transisi energi sebagai kunci akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.