GARUT, Cobisnis.com – Kekeringan hingga krisis air bersih terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut per September 2021, setidaknya ada enam kecamatan yang kini mulai terdampak kekeringan, yakni Cibatu, Sukawening, Sukaresmi, Leles, Karangpawitan, dan Cibiuk.
Kecamatan Cibatu merupakan wilayah yang cukup parah mengalami kekeringan tahun ini. Tidak hanya lahan pertanian, warga di beberapa desa juga dihadapkan pada kesulitan air bersih, sehingga harus dipasok air dari mobil tangki. Memang, sebagian wilayah di Cibatu hampir saban tahun langganan krisis air bersih.
Untuk meringankan beban warga, PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre) bersama Yayasan Kelompok Kerja Salarea (Salarea Foundation) membangun fasilitas air bersih di Kampung Nyalindung, Desa Kertajaya, Cibatu. Sumur bor yang dibangun dari donasi Nasre ini diresmikan pada Sabtu (18/9/2021), yang diawali dengan pemotongan tumpeng sebagai tanda syukur.
Hadir dalam peresmian tersebut Komisaris Utama PT Reasuransi Nasional Indonesia Toto Pranoto, Plt Direktur Utama PT Reasuaransi Nasional Indonesia Sunarso, bersama jajaran direksi dan karyawan Nasre. Turut hadir Kepala Desa Kertajaya Tatan Asmara, Kapolsek Cibatu AKP Moch Duhri dan jajarannya, tokoh masyarakat setempat, seta pengurus dan relawan Salarea Foundation.
“Kami berharap dengan pengadaan akses air bersih dari dana CRS ini bisa memotivasi kami untuk terus berbagi dengan sesama. Juga sekaligus memotivasi kami untuk terus meningkatkan kinerja,” tutur Sunarso dalam sambutannya.
Menurut dia, Nasre setiap tahun menyalurkan dana corporate social responsibility (SCR) atau Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) seperti di lingkungan badan usaha milik negara (BUMN). Nah, salah satu implementasinya dari pengumpulan dana zakat karyawan perusahaan yang selanjutnya digunakan untuk kepentingan sosial seperti pengadaan sumur bor dalam di Cibatu.
Asal tahu saja, Undang-Undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas (Pasal 74), ataupun Undang-Undang No. 25/2007 tentang penanaman modal (pasal 17, 25, dan 34), mewajibkan perusahaan ataupun penanam modal untuk melakukan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan.
Komisaris Utama PT Reasuransi Nasional Indonesia Toto Pranoto berharap, fasilitas air bersih yang baru dibangun ini bisa bermanfaat dan membantu warga di Cibatu yang mengalami kesulitan air bersih. “Fasilitas air bersih ini dijaga dengan baik agar manfaat dan keberkahan bisa dirasakan banyak pihak,” ujarnya.
Kepala Desa Kertajaya Tatan Asmara mengapresiasi bantuan sarana air bersih lewat pembangunan sumur bor dalam dari PT Reasuaransi Nasional Indonesia, karena memang sangat dibutuhkan warganya. “Atas nama warga, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak Reasuaransi Nasional yang telah peduli atas kesulitan air bersih yang dialami warga kami,” tutur dia.
Menurut Tatan, masih banyak titik rawan kekeringan dan krisis air bersih di Cibatu. Sehingga, perhatian dan partisipasi dari pihak swasta atau perusahaan dalam penanganan krisis air bersih ini sangat diharapkan mengingat keterbatasan dana desa.
Pendiri Salarea Foundation Dadan M Ramdan sangat mengapresiasi atas kepercayaan yang telah diberikan pihak Reasuaransi Nasional untuk membangun fasilitas air bersih di Cibatu. Yang terang, pengadaan sarana air bersih ini sangat dibutuhkan dan tentu bermanfaat bagi masyarakat. “Satu titik sumur bor dalam ini bisa mengkaver kebutuhan air bersih untuk satu RW atau sekitar 300 jiwa,” sebutnya.
Dadan mengungkapkan, sejak tahun 2017 lalu, Salarea Foundation menginisiasi program sedekah air untuk membantu warga di Garut yang kesulitan akses air bersih akibat terdampak musim kemarau.
Dalam program tersebut, Salarea Foundation sudah membangun sejumlah titik sumur bor dari donasi beberapa mitra seperti Tahir Foundation, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan PT PNM (Persero), serta PT Astra Honda Motor Indonesia.