JAKARTA, Cobisnis.com – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) memaparkan strategi transformasi guna meningkatkan kapasitas, jangkauan, dan inovasi koperasi agar UMKM naik kelas dan modern dalam webinar Hari Koperasi ke-74 Tahun 2021, Sabtu (10/7/2021).
“(Strategi tersebut) yaitu modernisasi koperasi, transformasi usaha informal ke formal, transformasi digital dan pemanfaatan teknologi usaha, serta transformasi ke dalam rantai nilai global,” papar Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim.
Dalam RPJMN 2020-2024 koperasi ditargetkan meningkatkan kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 5,5%, dan mengembangkan 500 koperasi modern pada tahun 2024. Menurutnya, target tersebut sekaligus rebranding koperasi sebagai entitas bisnis yang modern, kontributif, dan kompetitif.
Oleh karena itu, pihaknya menerapkan beberapa strategi pengembangan koperasi antara lain, pengembangan model bisnis koperasi melalui korporatisasi pangan. Selain itu, penguatan kelembagaan dan usaha anggota koperasi melalui strategi amalgamasi (spin off dan split off), seperti pengembangan grup koperasi yang integratif, melakukan diversifikasi usaha yang semula hanya koperasi kredit menjadi berbagai lini usaha seperti garam, holtikultura, ritel modern.
Selain itu, mengembangkan Factory Sharing dengan kemitraan terbuka agar terhubung dalam rantai pasok. Tak ketinggalan, pengembangan Koperasi Multi Pihak, dimana koperasi yang memiliki minimal dua jenis kelompok anggota yang berbeda untuk mengagregasi kepentingan serta memberi manfaat yang wajar dan adil.
Pemerintah juga mendukung digitalisasi pada koperasi dengan peluncuran IDX COOP (Portal Inovasi Koperasi) pada tahun 2020 yang mendokumentasikan berbagai gagasan dan praktik inovasi perkoperasian.
Digitalisasi diharapkan dapat mengubah karakteristik koperasi di Indonesia yang jumlahnya cukup banyak namun skala usahanya masih kecil, kurang inovasi dan belum berdaya saing, menjadi integrasi usaha hulu ke hilir dengan kemitraan para pihak dalam rantai pasok (inclusive closed loop), skala usaha menengah atau besar, menjadi “magnet” bagi partisipasi anggota, masyarakat, investor serta pengelolaan usaha secara profesional.
Lebih jauh, Arif menekankan bahwa mindset entrepreneurship dari koperasi juga harus diubah, khususnya Koperasi Simpan Pinjam/Credit Union yang perlu mentransformasi bisnisnya dengan mulai masuk membiayai sektor-sektor produktif.