Jakarta, Cobisnis.com – Hasil merger Gojek dan Tokopedia yang tidak kalah penting adalah bisnis GoTo Financial Services. Bagaimana kemungkinan arah pertumbuhan layanan keuangan yang sangat seksi ini? Apakah lini bisnis ini akan menjadi sahabat yang baik bagi bank atau ancaman baru?
Peneliti di Pusat Ekonomi LIPI Nika Pranata coba membaca potensi bisnis keuangan yang akan dimasuki GoTo Financial Services. Menurutnya bila sudah muncul unit bisnis baru yang fokus ke finansial, besar kemungkinan lini usahanya akan menyalurkan pinjaman juga.
“Selama ini Tokopedia sudah lebih maju, karena lebih punya pengalaman dengan menggandeng lembaga keuangan perbankan dan fintech. Ditambah lagi Tokopedia sudah punya anak usaha sendiri berbentuk fintech, bernama Dhanapala,” ujar Nika di Jakarta (19/5/2021).
Dia mengaku bahkan melakukan riset dengan secara khusus memiliki toko online di Tokopedia untuk keperluan riset dan mencoba melakukan usaha. Toko miliknya ditawarkan pinjaman lewat Danapala dengan bunga 2,49% per bulan. Seleksi scoring kelayakan dikasih pinjaman dan nilai plafonnya berdasarkan transaksi penjualan dan cashflow akun tersebut.
“Besaran bunga seperti ini sebetulnya cukup menggiurkan untuk UMKM karena persyaratan mudah dan pencairan cepat,” jelasnya.
Dia melihat kemungkinan GoTo Finansial akan mengembangkan fintech yang mereka sudah miliki seperti Dhanapala agar jangkauannya lebih luas. sehingga tidak hanya didominasi untuk pinjaman merchant yang bergabung saja tapi juga bisa untuk UMKM offline.
Menurutnya dengan kekuatan modal dan jaringan mitra usaha GoJek yang besar, akselerasi pertumbuhan bisnis GoTo Finansial akan cepat. Apalagi jika mereka mengakuisisi Fintech. “Karena model bisnis Bank Jago akan sulit menjangkau pasar masyarakat luas. Bank digital dikenal sangat segmented pasarnya,” tambahnya.
Jadi intinya, lanjutnya, arahnya kemungkinan akan melalui Dhanapala dan mengakuisisi fintech lain.
Karena dia juga melihat kemungkinan lain bila dalam jangka pendek GoTo Financial ikut melayani P2P Lending. “Itu tentu akan lebih menguntungkan karena bisnis P2P lending perputaran uangnya cepat dan bunga relatif tinggi. Tapi juga ada risiko gagal bayar yang juga tinggi. Jadi dalam jangka panjang lebih menguntungkan menyalurkan kredit,” jelasnya.
Pengamat teknologi digital Heru Sutadi menambahkan perkembangan GoTo Financial Services dalam jangka pendek akan tetap sebagai tetap e-wallet atau e-payment. “Tapi ke depan bukan tidak mungkin untuk P2P lending dan crowdfunding. Jadi siap siap saja P2P yang ada sekarang dan mungkin saja pemain seperti kitabisa.com juga akan dilawannya,” ujar Heru saat dihubungi terpisah.