JAKARTA, Cobisnis.com – Para penyandang disabilitas kini semakin setara, termasuk menjadi ahli dalam coding bahkan berkarir sebagai pengembang aplikasi Android. Mereka juga bisa menjadi tenaga ahli profesional untuk mendukung kebutuhan ahli coding di era industri 4.0.
Home Credit Indonesia (Home Credit), menyediakan 100 beasiswa untuk para penyandang disabilitas agar mampu menjadi ahli coding handal. Perseroan menggandeng Dicoding Indonesia untuk menyediakan pelatihan. “Beasiswa yang diberikan untuk seluruh biaya pelatihan mulai dari kelas basic sampai menjadi mahir. Ini peluang besar bagi kelompok difabel untuk dapat bersaing mendapatkan pekerjaan di bidang teknologi saat ini,” ujar Direktur External Affair Home Credit Indonesia Andy Nahil Gultom di Jakarta (29/4/2021).
Data dari Susenas 2018, sebanyak 37 juta jiwa dari 267,7 juta jiwa (sebesar 14%) di Indonesia menyandang disabilitas dan 19 juta jiwa di dalamnya masuk ke dalam kategori usia produktif. Namun kebanyakan dari mereka adalah pekerja informal. “Untuk itu, kami membuka akses bagi teman-teman difabel agar dapat hidup setara dengan masyarakat pada umumnya tanpa terkendala hambatan karena keterbatasan fisik mereka,” terangnya.
Program beasiswa coding dari Home Credit memiliki alur belajar yang didisain oleh Dicoding Indonesia sebagai Google Developers Authorized Training Partner. Rencana penyelenggaraan kelas dilakukan secara bertahap dari bulan Mei 2021 hingga Februari 2022. Mulai dari kelas dasar, pemula, menengah, hingga mahir.
Setiap kelas memiliki modul masing-masing dengan kurikulum yang berstandar industri global dan berfokus pada praktek langsung. Program beasiswa coding dari Home Credit masih membuka pendaftaran hingga tanggal 30 April 2021 melalui beasiswadisabilitas.dicoding.com.
“Ini pertama kalinya Dicoding memfasilitasi program beasiswa coding dari kelas pemula hingga mahir bagi penyandang disabilitas. Ini patut diapresiasi karena tenaga profesional di bidang teknologi kini banyak dicari. Kini banyak perusahaan yang mengembangkan tim IT secara masif dan serius. Apalagi tren digital di Indonesia mayoritas pertama kali mengenal internet dari smartphone. Jadi jelas profesi pengembang aplikasi digital sangat dibutuhkan oleh perusahaan,” jelas Kevin Kurniawan selaku Chief Operating Officer Dicoding Indonesia.
Home Credit menjadi salah satu perusahaan yang mengadopsi teknologi digital secara masif. Melihat berbagai inovasi produk dan layanan yang dapat diakses oleh masyarakat melalui aplikasi My Home Credit, maka wajar jika Home Credit memupuk bibit-bibit tenaga ahli IT lewat program coding bersama Dicoding Indonesia. Program tersebut juga turut mendorong akses literasi digital bagi setiap kalangan masyarakat di Indonesia.
“Sebagai salah satu lulusan program Dicoding, saya sangat bersyukur bahwa kini ada perusahaan yang mau memberikan beasiswa kepada teman-teman difabel untuk berkarir secara profesional di bidang teknologi. Karena mengikuti kelas-kelas keahlian khusus seperti coding ini butuh biaya yang tidak sedikit. Apalagi melihat kurikulumnya yang berstandar industri global. Jadi setelah lulus, kesempatan untuk berkarir di berbagai perusahaan terbuka lebar. Apalagi bagi kami penyandang disabilitas, sedikit sekali perusahaan yang mau mempekerjakan orang-orang seperti kami. Namun dengan adanya pelatihan secara komprehensif disertai sertifikasi, maka saya percaya perusahaan lain, tidak hanya Home Credit, akan lebih terbuka untuk menerima teman-teman difabel.” ungkap Prayogo, penyandang disabilitas yang kini bekerja sebagai game programmer di FEBE Tech.