Cobisnis.com – Sebanyak 21 badan usaha milik pemerintah (BUMN) di bawah klaster Danareksa dan Perusahaan Pengelola Aset (PPA) pada’Rabu (10/3) menandatangani nota kesepahaman sinergi pembentukan ‘holding’ untuk mengefisiensikan rantai pasok sesuai visi Menteri BUMN, Erick Thohir.
“Saya senang ada kemajuan, bukan hanya pada proses pengindukan, tapi juga sinergi usaha,” kata Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dalam pesan yang disampaikan melalui Direktur Utama Danareksa Arisudono Soerono, Jumat (12 Maret 2021).
Danareksa ditunjuk oleh Kementerian BUMN sebagai perusahaan induk untuk membina sejumlah perusahaan milik negara memperbesar aset yang mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap keuangan negara.
Tahun lalu Menteri Erick mengeluhkan fakta bahwa 76 persen deviden yang diperoleh negara dari perusahaan plat merah disumbang hanya oleh 10 persen (atau 15) dari total BUMN yang ada.
Erick mensiasati ketimpangan kontribusi BUMN ini dengan strategi restrukturisasi dan klasterisasi yang menghasilkan perampingan profil BUMN di Indonesia dari sekitar 157 perusahaan menjadi 107 pada tahun lalu — salah satunya adalah penggabungan bank-bank syariah milik negara menjadi Bank Syariah Indonesia.
Secara umum, menggabung BUMN-BUMN dengan sektor dan rantai pasok yang sama dalam 12 klaster. Namun, khusus untuk perusahan-perusahaan plat merah dengan aset yang relatif kecil akan menginduk ke Danareksa.
Berbeda dengan klaster lainnya, BUMN-BUMN yang menginduk ke Danareksa terdiri dari berbagai macam sektor lini usaha seperti infrastruktur (Nindya Karya), pengelolaan air (PJT I dan II), manufaktur, konsultan, dan media (LKBN Antara dan Balai Pustaka).
Pada Senin dan Selasa, semua direktur utama dari 21 BUMN di bawah klaster Danareksa mempresentasikan inisiatif usaha mereka untuk menggali potensi sinergi, yang kemudian diakhiri dengan penandatanganan nota kesepahaman.
“Selama dua hari ini, banyak sekali potensi sinergi yang terlihat, ada jaringan kerja yang erat antar masing-masing anggota,” kata Direktur Utama Danareksa, Arisudono.
Sementara itu, Direktur Utama LKBN Antara, Meidyatama Suryodiningrat, mengatakan bahwa pihaknya siap membantu anggota klaster Danareksa dalam hal strategi komunikasi publik.
“Berbeda dengan klaster lain yang terdiri dari perusahaan-perusahaan raksasa yang sudah sulit berkembang, klaster ini punya keunggulan komparatif karena masih punya potensi yang besar dalam hal komunikasi dan diplomasi publik,” kata Meidyatama.