Cobisnis.com – Studi Lazada yang baru-baru ini dirilis tentang ‘Percepatan Ekonomi Digital Indonesia Melalui eCommerce’ mengungkapkan baru 13% UMKM yang sudah terdigitalisasi atau Go Digital. Hasil studi Lazada ini sesuai dengan data dari Biro Pusat Statistik tahun 2020 yang menyatakan angka serupa.
Banyak cerita sukses yang bisa menginspirasi orang untuk bergerak mendirikan UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian bangsa. Salah satu UMKM yang merasakan manfaat teknologi dan mengalami pertumbuhan pesat sejak memutuskan untuk Go Digital adalah Nasti Craft milik Syuaidah Nasution.
Berawal dari hobi dan terus berkembang, Syuaidah mampu membuat seluruh keluarganya terberdayakan. Usaha Nasti Craft pertama kali tercetus saat Ida, sapaan akrab Syuaidah, ketika melihat peluang usaha dalam hobi yang ia tekuni, yaitu membuat kerajinan tangan dengan bahan dasar tali kur.
Namun Ida menyadari membuat kerajinan tangan sendiri memakan waktu dan tenaga, sehingga pada tahun 2017, ia memutuskan untuk memulai usaha Nasti Craft yang fokus menjual bahan untuk membuat kerajinan tangan seperti tali kur, pewarna pakaian, kancing, dan bahan kerajinan lainnya.
Melihat tren belanja yang perlahan mengarah kepada online shopping, Ida tak ingin melewatkan kesempatan untuk mengembangkan usahanya. Setelah mendapat bantuan dan dukungan keluarga, di tahun yang sama, ia pun bergabung dengan Lazada.
Bermodalkan laptop dan printer, Ida menjalankan usahanya dari rumah dengan sistem pre-order. Di awal menjalankan usaha Nasti Craft di Lazada, Ida mengaku mengalami banyak kesulitan beradaptasi dengan bisnis online, mulai dari menggunakan gadget, memahami fitur yang terdapat di aplikasi Lazada, serta mengatur logistik.
Lazada University
Ida mengaku saat memulai bisnis tidak yakin dapat menjalankan usahanya secara online, tapi perlahan ia melihat respon positif dari pembeli dan menerima banyak orderan.
Berangkat dari keyakinan bahwa usahanya akan bertumbuh secara online, Ida mulai aktif mengikuti program pelatihan di Lazada University dan mengikuti komunitas seller Lazada Club untuk meningkatkan performa bisnisnya di Lazada.
“Sebagai seseorang yang tidak terlalu mengerti teknologi, saya merasa tantangan terbesar adalah beradaptasi dengan dunia online atau eCommerce. Tapi saya melihat semakin banyak orang yang belanja online. Jadi saya merasa Nasti Craft perlu masuk online juga,” tutur Ida dalam rilis Lazada menyambut Harbolnas baru-baru ini.
“Walaupun saya awalnya tidak terlalu paham tentang dunia online, saya pelan-pelan belajar. Saya sangat terbantu karena di Lazada dapat banyak pembelajaran dan bantuan tentang berbagai masalah teknis, bagaimana memahami, dan memanfaatkan analisis yang diberikan, serta tips meningkatkan penjualan di platform eCommerce,” jelasnya.
Naluri keibuan Ida tercermin dalam caranya menjalankan bisnis. Dari awal, ia selalu mengikutsertakan keluarga dalam usahanya. Ida ingin memberi bekal masa depan untuk keempat anaknya dengan menanamkan jiwa usaha dalam diri anak-anaknya. Kini, dua dari empat anaknya pun memiliki toko di Lazada.
Ida ingin anak-anaknya turut merasakan proses pertumbuhan usaha yang ia mulai dari nol. Melihat usahanya semakin berkembang, kini Ida berani menyediakan barang ready stock dibantu kedua anaknya yang kini sudah tamat kuliah.
Bersama anak-anaknya, Ida rutin mengikuti ragam promo dan campaign yang diusung oleh Lazada untuk meningkatkan penjualan dan pertumbuhan Nasti Craft. Ida kini sudah menguasai seluk beluk lapak digital, tidak pernah ketinggalan untuk mengikuti berbagai kampanye festival belanja di Lazada.
Promo yang diusung Lazada sangat membantu Ida meraih keuntungan hingga dua kali lipat, termasuk saat kampanye Lazada 12.12 Garbolnas minggu lalu.
“Sebagai seorang ibu, saya sangat bangga melihat anak-anak bisa membangun usaha, memiliki tekad dan kegigihan untuk mandiri. Pesan dari saya untuk para ibu lainnya adalah janganlah pernah menyerah ketika Anda masih mampu berusaha lagi; tidak ada kata berakhir sampai Anda berhenti mencoba,” ujar Ida.














