Cobisnis.com – BRI meluncurkan program Desa BRILian guna mendorong percepatan pemulihan ekonomi desa dengan memberikan pendampingan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat menghadapi masa krisis pandemi Covid-19.
“Melalui program Desa BRILian agar (masyarakat desa) tanggap perubahan, tangguh, dan tetap inovatif di tengah pandemi Covid-19,” kata Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, dilansir Antara, Senin (16 November 2020).
Desa BRILian akan mendorong desa cepat tanggap terhadap situasi normal baru dan mendayagunakan semua sumber daya, menguatkan kebersamaan, serta gotong royong untuk menghadapi situasi sulit karena pandemi.
Sejauh ini BRI telah melakukan seleksi terhadap 575 desa usulan dan memilih 125 desa dari berbagai daerah di Indonesia. Kriteria seleksi meliputi memiliki badan usaha milik desa (BUMDes) yang aktif sebagai penggerak ekonomi desa; implementasi digitalisasi di desa; kreativitas dalam memecahkan masalah; serta mampu meningkatkan kesejahteraan warga dengan sektor unggulan berkelanjutan.
Desa BRILian juga mensyaratkan terjadinya kolaborasi lima unsur masyarakat yaitu aparat desa, badan permusyawaratan desa (BPD), BUMDes, PKK/pemuda desa dan pelaku UMKM.
“Mereka diberikan pendampingan berupa literasi dasar yang mencakup inklusi keuangan yaitu pengenalan produk dan jasa perbankan dan manajemen keuangan dasar (akuntansi sederhana),” jelas Supari.
Terkait literasi bisnis kepada warga desa mencakup peningkatan kapasitas manajerial, legalitas, budaya inovasi, pemahaman industri dan pasar, kepemimpinan, dan pola pikir jangka panjang.
Selain itu, skala usaha dan diberikan kebutuhan para pelaku UMKM sesuai dengan tema kegiatan BRIncubator atau kegiatan pemberdayaan BRI, yang terdiri atas Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global.
Supari menjelaskan tahap seleksi dari program ini ditargetkan selesai pada November 2020. Selanjutnya. Desa yang terpilih akan mengikuti pendampingan khusus Program Inkubasi Brincubator Goes to Desa Brilian selama dua bulan.
Sebagai tahap awal program Desa BRILian, pemberian literasi diberikan kepada tiga unsur yakni aparat desa atau kepala desa, BPD, dan pengurus BUMDes.
“Dengan literasi ini diharapkan desa-desa bisa menyusun roadmap pembangunan desa yang sesuai dengan potensi desa, transparansi sistem keuangan desa menciptakan pemimpin yang transformatif dan kolaboratif,” jelas Supari.