Cobisnis.com – Sutradara muda berbakat Yandy Laurens memaparkan 10 prinsip produksi film saat ia berbagi di workshop Galaxy Movie Studio (GMS) 2020, Senin (9 November 2020). Dengan mengutak-atik perangkat Samsung Galaxy Note20 series, Yandy mampu menghasilkan sebuah film yang berkualitas.
Ia menuturkan, untuk mewujudkan sebuah ide menjadi film, sutradara harus terus membuka diri dengan berbagai kemungkinan baru, sekaligus mengalihkan persepsi keterbatasan sebagai sebuah potensi.
“Proses produksi film, dari menentukan mindset yang tepat hingga beberapa teknis penentuan titik kamera, blocking, dan trik-trik pengambilan gambar lainnya bisa dioptimalkan menggunakan fitur-fitur yang terdapat di Samsung Galaxy Note20 series,” ujarnya.
Berikut 10 prinsip proses produksi video yang dipaparkan Yandy di hadapan 10 finalis GMS 2020:
1. Mengomunikasikan ide ataupun konsep cerita untuk diwujudkan.
Penting bagi seorang sutradara untuk dapat berkomunikasi dengan baik kepada berbagai pihak, termasuk tim yang tergabung untuk pembuatan film. Komunikasi yang baik untuk menyamakan ekspektasi dan visi serta memperlancar proses dari pra-produksi hingga post-produksi.
2. Menjaga hati dan pikiran selama produksi film berlangsung.
Terkesan sederhana, namun sutradara perlu bersikap objektif terhadap hasil pengambilan gambar ataupun dalam mengarahkan sebuah adegan. Sehingga hasil tersebut dapat lebih maksimal di mata audiens.
3. Kaji kembali persiapan pra-produksi untuk mengambil keputusan-keputusan sulit.
Dalam prosesnya, di tahapan produksi sutradara seringkali harus mengambil keputusan agar proses berjalan sesuai tujuan akhirnya. Maka dari itu, sutradara harus kembali mengkaji apa saja yang telah dipersiapkan sejak tahapan pra-produksi, agar tetap selaras untuk menghasilkan karya terbaik.
4. Membuka diri untuk segala kemungkinan yang baru. Sutradara akan menemukan banyak kemungkinan baru sehingga harus siap dengan berbagai perubahan yang terjadi.
5. Asisten Sutradara (Astrada) adalah tangan kanan produser.
Astrada bukanlah asisten dari sutradara saat proses produksi, melainkan perpanjangan tangan produser. Berkolaborasi dengan Astrada terkait schedule dan manajemen waktu sama pentingnya dengan ide itu sendiri.
6. Memperhatikan teknis pengambilan gambar: titik kamera, tipe shoot/angle/movement, lensa, blocking, in point shot, dan out point shot.
Penting bagi sutradara untuk fokus memperhatikan teknik pengambilan gambar, mulai dari titik dimana kamera berada, shoot, angle, maupun movement yang dilakukan cameraman, lensa yang dipilih, blocking para pemeran film, hingga kapan kamera melakukan in point shot maupun out point shot.
Sutradara harus menjelaskan setiap pengambilan shot dengan runut dan jelas agar para crew dapat memahami dan menyiapkannya.
7. Persiapkan master, cover, dan reverse.
Demi kelancaran shooting, pengambilan gambar selalu diupayakan dimulai dari shot yang paling wide, lalu lebih dekat, dan kemudian reverse shot dilakukan setelah tidak ada lagi arah kamera yang sama dengan master shot.
8. Selalu mengingat scene sebelum dan setelahnya, shot awal dan akhir.
Hal ini membantu sutradara untuk memvisualisasikan keseluruhan hasil akhir film pada setiap tahap produksi. Proses editing sudah terjadi dalam benak sutradara sejak pra hingga tahap produksi.
9. Segala limitasi (keterbatasan) bukan akhir, melainkan potensi.
Tak jarang dari keterbatasan justru tercipta adegan yang lebih baik. Oleh karena itu, sutradara harus mempersiapkan berbagai opsi untuk merespons hambatan yang ada. Seperti halnya dalam memanfaatkan perangkat yang bisa memaksimalkan hasil karya.
10. Tekanan dan masalah tidak mengubah seseorang. Justru itu menunjukkan kualitas kita sebenarnya. Rancangan shooting sudah disusun sebaik mungkin. Bila sesuatu terjadi di luar rancangan tersebut, reaksi seorang sutradara sama pentingnya dengan rancangan itu sendiri.