Cobisnis.com – Perusahaan di negara Arab mulai menarik produk Prancis dari supermarket menyusul pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai sebagai “Islamophobia yang Provokatif”. Sejumlah asosiasi perdagangan Arab telah menerbitkan kebijakan untuk memboikot produk-produk asal Prancis.
“Union of Consumer Co-operative Societies menerbitkan surat edaran berisi boikot pada 23 Oktober,” demikian pernyataan resmi Masyarakat Konsumen di Kuwait dilansir Reuters, Minggu (25 Oktober 2020).
Union of Consumer Co-operative Societies diketahui menaungi lebih dari 70 perusahaan.
Sementara itu, hashtag seperti #BoycottFrenchProducts dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab #ExceptGodsMessenger trending di berbagai negara termasuk Kuwait, Qatar, Palestina, Mesir, Aljazair, Yordania, Arab Saudi, hingga Turki.
Di Qatar, perusahaan Wajbah Dairy mengumumkan boikot produk Prancis dan berjanji untuk memberikan alternatif. Pengumuman ini disampaikan perusahaan melalui akun Twitter-nya. Langkah itu juga dilakukan Al Meera Consumer Goods Company.
“Kami segera menarik produk Prancis dari rak kami hingga pemberitahuan lebih lanjut,” demikian pernyataan resmi perusahaan lewat Twitter.
Dewan Kerjasama Negara Teluk (GCC) menyebut pernyataan Macron sebagai “tidak bertanggung jawab” dan bertujuan untuk menyebarkan budaya kebencian di antara masyarakat. Terlebih, pernyataan sang presiden muncul di saat diperlukannya upaya untuk mempromosikan budaya, toleransi, dan dialog antara budaya dan agama.
“Seruan untuk menerbitkan gambar yang menghina Nabi (Muhammad) bertentangan dengan semangat (untuk mempromosikan budaya, toleransi, dan dialog antara budaya dan agama),” ujar Sekjen GCC, Nayef al-Hajraf, dilansir Al Jazeera, Minggu (23 Oktober 2020).
Sebelumnya, pemerintah Perancis sempat memajang kartun kontroversial di beberapa kantor pemerintahan. Kartun itu menghebohkan karena dianggap menghina Nabi Muhammad.
Selain itu, sejumlah pejabat Prancis juga dianggap telah mengutarakan pernyataan dengan sentimen SARA dan Islamophobia. Misalnya terkait pakaian dan makanan yang berdasarkan keyakinan keagamaan tertentu.