Cobisnis.com – Puncak arus kendaraan libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H diprediksi terjadi pada Rabu (28/10/2020). Untuk itu, masyarakat yang ingin melakukan liburan diimbau untuk tidak bertumpu di satu hari tersebut.
“Untuk mencegah kepadatan yang berpotensi rawan terjadi penularan(Covid-19). Atur perjalanan anda dengan baik,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis, Kamis (22/10/2020).
Menhub memprediksi potensi kepadatan terjadi di tiga titik yaitu, pertama, Jalan dari arah Jakarta menuju ke arah timur (Jawa Barat, Tengah, dan Timur), kedua, kapal penyeberangan ke arah Sumatera, dan ketiga di Bandara.
Selanjutnya, terkait dengan kondisi curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini, Menhub mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam berkendara dan memastikan kondisi kendaraan sepeti mesin, rem, ban dan kondisi diri dalam keadaan prima.
Kemudian, Menhub menyarankan bagi masyarakat yang menggunakan transportasi massal seperti pesawat dan transportasi publik lainnya agar sebisa mungkin jangan melepas masker, menunda makan dan minum, serta jangan berbincang di dalam pesawat.
“Kalaupun terpaksa memang harus makan dan minum karena perjalanan jarak jauh lebih dari 2 jam, agar segera kembali menggunakan masker setelah makan dan minum,” kata Menhub.
Budi juga mengatakan, libur di rumah saat ini menjadi pilihan yang baik di tengah pandemi yang masih belum berakhir. Tetapi kalaupun harus liburan ke luar rumah agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk kebaikan bersama.
Adapun libur panjang Cuti Bersama Maulid Nabi Muhammad SAW akan terjadi pada akhir Oktober 28 sampai dengan 30 Oktober 2020. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia usai libur panjang.
Saat ini, berdasarkan data per 18 Oktober 2020, rata-rata kasus aktif di Indonesia berada pada angka 17,69 persen. Angka tersebut sudah lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 22,54 persen.
Dalam data yang sama, rata-rata kematian akibat Covid-19 di Indonesia juga menurun dari sebelumnya berada pada angka 3,94 persen menjadi 3,45 persen. Hal itu juga diikuti dengan rata-rata kesembuhan di Indonesia yang membaik. Kemudian rata-rata kesembuhan di Indonesia 78,84 persen. Ini juga lebih tinggi dari rata-rata kesembuhan dunia yang 74,67 persen