JAKARTA, Cobisnis.com –Seorang veteran pasukan khusus Amerika Serikat yang terlibat dalam misi penyelamatan peraih Nobel María Corina Machado memohon agar tokoh oposisi Venezuela itu tidak kembali ke negaranya. Permintaan tersebut disampaikan setelah operasi evakuasi berisiko tinggi yang berlangsung hampir 16 jam, sebagian besar dilakukan pada malam hari melalui perairan yang berat dan berbahaya.
Pendiri Grey Bull Rescue Foundation, Bryan Stern, mengatakan kepada CNN bahwa misi penyelamatan Machado merupakan operasi paling sulit, sensitif, dan berprofil tinggi yang pernah ditangani timnya. Ia menjelaskan bahwa Machado menaiki sebuah kapal dari pesisir Venezuela menuju titik pertemuan di laut, tempat Stern telah menunggu dengan kapal lain. Proses perpindahan berlangsung hingga Selasa malam sebelum akhirnya Machado dibawa ke lokasi yang lebih aman.
Stern menggambarkan perjalanan laut malam hari tersebut sebagai pengalaman yang panjang, dingin, dan penuh ketegangan, terlebih karena status Machado yang sangat dikenal. Ia menyebut berbagai badan intelijen, termasuk Venezuela, Kuba, dan Rusia, telah memburunya selama berbulan-bulan, terutama setelah Machado dianugerahi Nobel, sehingga risiko operasi meningkat drastis. Dari lebih dari 800 operasi penyelamatan dan 8.000 orang yang telah dievakuasi timnya, Machado menjadi sosok pertama yang memiliki halaman Wikipedia.
Setelah mencapai daratan pada Rabu dini hari, Machado kemudian terbang menuju Norwegia untuk menerima Hadiah Nobel Perdamaian dan bertemu putrinya untuk pertama kali dalam dua tahun. Data pelacakan penerbangan yang diverifikasi CNN menunjukkan pesawat yang digunakannya lepas landas dari Curaçao, singgah di Bangor, Maine, sebelum melanjutkan perjalanan ke Oslo. Kedutaan Belanda di Caracas membantah keterlibatan dalam pelarian tersebut.
Machado tiba di Oslo beberapa jam setelah upacara Nobel yang diwakili oleh putrinya. Ia disambut para pendukung yang bersorak dan melambaikan tangan dari balkon Grand Hotel Oslo. Dalam pernyataannya, Machado mengaku bertemu banyak warga Venezuela yang berharap suatu hari dapat kembali ke tanah air yang bebas.
Kemunculan ini menjadi penampilan publik pertamanya dalam hampir satu tahun. Machado sebelumnya bersembunyi setelah pemerintah Venezuela menindak keras oposisi pasca pemilu yang disengketakan tahun lalu, dan hanya sempat muncul singkat dalam aksi protes Januari lalu terhadap pelantikan Presiden Nicolás Maduro.
Tim Machado menolak berkomentar terkait detail operasi penyelamatan dan tidak mengonfirmasi keterlibatan Grey Bull Rescue Foundation. Machado sebelumnya mengakui mendapat dukungan dari pemerintah AS, namun enggan merinci demi alasan keamanan. Stern sendiri menyatakan operasi tersebut didanai donor anonim dan, sejauh pengetahuannya, tidak didukung langsung oleh pemerintah AS, meski pihaknya sempat berkoordinasi dengan militer AS agar tidak disalahartikan sebagai target operasi antinarkoba.
Stern menegaskan bahwa ia telah memohon langsung kepada Machado agar tidak kembali ke Venezuela. Ia khawatir keselamatan Machado akan terancam jika kembali, termasuk risiko penangkapan, penyiksaan, atau pembunuhan. Meski demikian, ia mengakui Machado adalah seorang pemimpin yang ingin terus berada di tengah rakyatnya.














