JAKARTA, Cobisnis.com – Brand sepatu lokal Ortuseight meluncurkan produk baru Catalyst Meister, sepatu bola pertama yang merupakan produk special edition dengan material full kangaroo leather. Seri catalyst pertama yang menggunakan kulit kangguru ini membuat pertanyaan di benak para pemain bola di Indonesia lantaran kenapa baru hadir sekarang.
“Begitu banyak pemain profesional yang lebih menyukai kulit kangguru daripada kulit sintetis, terbukti dari banyaknya pemain top yang disponsori oleh merek besar melakukan kolaborasi ketika sepatu yang diusung menggunakan bahan tersebut,” kata Teguh Sarwoko selaku Product Development Manager Ortuseight dalam siaran resminya, Rabu (6/7/2022).
Untuk diketahui, bahan utama baju balap contohnya, banyak menggunakan material kangaroo leather. Produsen baju balap unggulan menggunakan material utama K-Lea (kangaroo leather) karena kekuatan, elastisitas dan tekstur kulit kanguru yang memiliki kekuatan tinggi namun fleksibel, hal ini dinilai lebih memudahkan para desainer untuk membuat pola baju balap.
Bahan baku ini juga tidak mudah robek karena pada irisan tertipisnya masih memiliki kelenturan dan kekuatan hingga 60 persen dibanding kulit sapi yang mencapai 4 persen.
“Namun dengan segala kelebihannya, material K-Lea yang tersertifikasi juga kami pertimbangkan berulang kali karena harganya sangat tinggi dipasaran,” Teguh, memaparkan.
Catalyst Meister mendapatkan inspirasi dari kata maestro atau meister yang berarti master pada Bahasa Jerman, yang mana pada dunia olahraga kata meister juga sering direferensikan penggunaannya pada kejuaraan nasional, eropa dan dunia. Ortuseight mengharapkan pemberian nama ini berdampak pada pemakainya agar menjadi master dan juara pada tiap titik perjuangan dilapangan.
Latar belakang pemilihan palet warna sepatu ini juga menarik untuk disimak. Diciptakan dengan warna netral dengan gradien warna silver-gold, dominasi warna putih dipilih bukan tanpa alasan.
“Pemilihan warna putih untuk Catalyst Meister ini berdasarkan filosofi warna tersebut yang merupakan representasi kehadiran awal seluruh warna dasar, kemurnian dan kesempurnaan,” ujar Octrisany Dwi Putra selaku Head of Product Design Ortuseight.
“Karena Catalyst Meister digambarkan seperti handcrafted yang pula identik dengan simbolisasi kenyamanan ditutup sentuhan gradasi warna silver dan emas yang lux untuk memberi kesan eksklusif,” tambahnya.
Dibuat secara terbatas hanya sejumlah 888 pasang saja. Angka 888 juga dipilih karena mempunyai arti yang sangat mendalam bagi Ortuseight di mana selain angka delapan secara literal merupakan bagian dari nama brand Ortus-Eight, selain itu pula angka ini dimaknai sebagai pembawa kebaikan yang tidak ada putusnya.
Selain angka ini diharapkan dapat membawa kesuksesan yang terus mengalir tanpa henti dan tidak berkesudahan, bentuk tipografi angka delapan juga dianggap indah karena terjelma dari sebuah tarikan garis yang tak terputus dan konsisten, angka delapan tetap akan terlihat sama dilihat dari sudut manapun. Arti dari pemilihan nama sekaligus jumlah produksi ini diharapkan akan memberikan hasil akhir sebaik filosofi yang disandangnya.
Catalyst Meister dicoba pertama kali oleh Rizky Ridho Ramadhani yang bermain impresif selama event AFF 2020 di Singapura pada posisi bek tengah. Atlet kelahiran Surabaya, 21 November 2001 dengan tinggi 183 cm ini menuturkan bahwa sepatu terasa sangat nyaman dan tidak membutuhkan waktu lama untuk penyesuaian.