JAKARTA, Cobisnis.com – Ekonomi Indonesia pada triwulan pertama 2022 tumbuh positif sekitar 5,01 persen. Salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi itu adalah bisnis penjualan langsung alias Multi Level marketing (MLM) yang dilakukan para anggota Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI).
Fakta itu disampaikan Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan saat menutup event APLI Exhibition 2022 di Pasaraya Blok M pada Selasa, 26 Juli 202. Jika kondisi ini terus bertahan, 20 tahun lagi Indonesia bisa setara dengan banyak negara maju. Oleh karena itu, peluang bisnis sangat besar sekali.
“Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi nasional adalah bisnis penjualan langsung atau MLM. Salah satu yang mendorong tumbuhnya 5,01 persen itu dari APLI,” ujar menteri yang akrab disapa Zulhas itu.
APLI Exhibition 2022 digelar selama tiga hari, mulai Minggu, 24 Juli 2022 sampai Selasa 27 Juli 2022 itu dikuti 43 perusahaam amggota APLI diantaranya; PT. Harmoni Dinamik Indonesia, PT. Orindo Alam Ayu, PT. Arminareka Pharmasia Pratama, PT. Moment Global Internasional, Pt. Bio Organik Nusantara, PT. Sunrider Nusaperdana, PT. Herbalife Indonesia dan lainnya.
Di hadapan sejumlah awak media, Ketua Umum APLI, Kany V Soemantoro , Wakil Ketua Umum APLI Andam Dewi dan Sekjen APLI Ina H Rachman menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam acara tersebut. “Ini adalah exhibisi pertama kami selama 38 tahun kehadiran APLI. Acara ini menjadi rangkaian perayaan HUT ke-38 APLI,” ujar Andam Dewi.
Dalam kesempatan yang sama, Kany V Soemantoro menyampaikan bahwa masih banyak tugas yang harus APLI lakukan nantinya. “Harapan dan ekspektasi dari kementerian perdagangan dan masyarakat sangat tinggi, ini menjadi pemicu semangat dan opporunity buat APLI. Acara ini banyak membawa dampak pendidikan dan sosialisasi industri MLM kepada masyarakat luas,” ungkap Kany.
Kany berharap, tahun depan dapat menggelar eksibisi yang lebih baik dan lebih luas dari sisi sosialnya. “Rencananya, APLI akan melakukan ekspansi ke provinsi dengan target awal ada delapan kantor cabang, jika kepengurusan daerah sudah kuat, event besar seperti ini akn dilakukan secara bergilir di beberapa kota besar,” katanya.
Akibat pandemi ini membuat para pelaku MLM yang semula mengandalkan tatap muka, sudah mulai menggunakan teknologi informasi. Dengan demikin bisnis ini bisa dilakukan secara hybrid online dan offline. “Bangsa ini butuh APLI, bangsa ini butuh wahana untuk menciptakan enterpreneur agar roda ekonomi bergerak. Saya yakin direct selling benar-benar bisa memakmurkan bangsa ini,” harap Kany.
Faktanya menurut Kany, aayarakat indonesia itu adalah masyarakat enterprenuer. Dengan ada di asosiasi ini sudah saatnya kita mendapatkan pemahaman mengenai bisnis direct selling yang baik, ini sudah waktunya indonesia bangkit lagi dengan bisnis penjualan langsung yang tidak membutuhkan modal yang besar, tetapi kegigihan dan pengetahuan mengenai bisnis dan produknya.