Dikatakan Direktur Utama BCA, Jahja Setiatmadja, penurunan laba bersih tersebut tidak terlepas dari turunnya permintaan kredit di tengah pandemi Covid-19. Kondisi itu terjadi karena melambatnya berbagai aktivitas ekonomi dan bisnis.
Berdasarkan keterangan perseroan, pada Senin (27/7/2020), penyaluran kredit BCA pada semester I-2020 tumbuh 5,3 persen menjadi Rp595 triliun. Kenaikan tersebut ditopang oleh kredit korporasi yang mencapai Rp257,9 triliun, naik 17,7 persen. Sedangkan kredit komersial dan UKM turun 0,9 persen menjadi Rp184,6 triliun. Sementara portofolio kredit konsumer turun 5,1 persen YoY menjadi Rp146,9 triliun.
“Pada portofolio kredit konsumer, KPR tumbuh flat 0,3 persen menjadi Rp91 triliun dan KKB turun 11,9 persen menjadi Rp42,5 triliun,” tambah Jahja seperti dikutip iNews, pada Senin (27/7/2020).
Meski di tengah covid-19, Jahja mengungkapkan bahwa perseroan mendukung nasabah menghadapi dampak akibat pelambatan bisnis dengan restrukturisasi kredit secara selektif terhadap berbagai segmen. Hal itu tergambar dari Maret-Juni 2020, dimana BCA telah memproses pengajuan restrukturisasi kredit 118.000 nasabah senilai Rp115 triliun atau sekitar 20 persen dari total portofolio kredit.
Sementara itu, Per 30 Juni, total kredit yang telah selesai direstrukturisasi mencapai Rp69,3 triliun atau 12 persen dari total portofolio kredit. “Kami melihat adanya kemungkinan peningkatan kredit yang direstrukturisasi hingga 20-30 persen dari total portofolio kredit, yang berasal dari 200.000-250.000 nasabah,” pungkas Jahja.