JAKARTA, Cobisnis.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Kamis bahwa dirinya telah memerintahkan serangan mematikan terhadap teroris Islamic State (ISIS) di Nigeria. Trump menuding kelompok tersebut melakukan penganiayaan dan pembunuhan terhadap warga Kristen di negara Afrika Barat itu.
Dalam unggahan di media sosial, Trump menyebut ia mengarahkan “serangan yang kuat dan mematikan terhadap sampah teroris ISIS di Nigeria Barat Laut,” yang menurutnya telah membunuh warga Kristen tak bersalah.
Komando Afrika Amerika Serikat (US Africa Command/AFRICOM) menyatakan bahwa pihaknya melakukan serangan tersebut di negara bagian Sokoto, yang berbatasan langsung dengan Niger di bagian utara, “dalam koordinasi dengan otoritas Nigeria.” Berdasarkan penilaian awal AFRICOM, “beberapa teroris ISIS tewas di kamp-kamp ISIS,” demikian bunyi rilis resmi mereka.
Dalam pernyataan lain yang sempat diunggah di platform X pada Kamis dan kemudian dihapus, AFRICOM mengatakan serangan itu dilakukan atas permintaan otoritas Nigeria.
CNN mengonfirmasi telah menghubungi AFRICOM dan Gedung Putih untuk meminta komentar tambahan. Dalam unggahan terpisah di media sosial, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyatakan dirinya “berterima kasih atas dukungan dan kerja sama pemerintah Nigeria.”
Dalam pernyataan yang dibagikan kepada CNN, Kementerian Luar Negeri Nigeria mengonfirmasi adanya kerja sama dengan Amerika Serikat dalam serangan udara terhadap “target-target teroris” serta menegaskan kembali komitmen negara tersebut untuk menjunjung hak seluruh warga negara, “tanpa memandang agama atau etnis.” Daniel Bwala, penasihat khusus Presiden Nigeria Bola Tinubu, mengatakan : “Amerika Serikat dan Nigeria berada pada halaman yang sama dalam perang melawan terorisme.”
“Saya sebelumnya telah memperingatkan para teroris ini bahwa jika mereka tidak menghentikan pembantaian terhadap umat Kristen, maka akan ada konsekuensi besar, dan malam ini hal itu terjadi,” tulis Trump di Truth Social pada Kamis malam. “Departemen Perang melaksanakan sejumlah serangan sempurna, sebagaimana hanya Amerika Serikat yang mampu melakukannya.”
“Di bawah kepemimpinan saya, negara kami tidak akan membiarkan terorisme Islam radikal berkembang. Tuhan memberkati militer kami, dan Selamat Natal untuk semua, termasuk para teroris yang tewas, yang jumlahnya akan lebih banyak lagi jika pembantaian terhadap umat Kristen terus berlanjut,” tutup Trump, yang menghabiskan libur Natal di kediamannya di Palm Beach.
Selama beberapa bulan terakhir, Trump menaruh perhatian besar pada nasib umat Kristen di Nigeria. Pada November lalu, ia bahkan meminta menteri pertahanannya untuk “bersiap melakukan kemungkinan tindakan” serta memperingatkan bahwa Amerika Serikat bisa masuk ke Nigeria “dengan kekuatan penuh” demi melindungi populasi Kristen di negara terpadat di Afrika tersebut.
Pada malam Natal, Presiden Nigeria Bola Tinubu membagikan “Pesan Natal” yang berisi ucapan Selamat Natal kepada umat Kristen di Nigeria dan dunia, serta doa untuk perdamaian antar pemeluk agama yang berbeda.
“Saya berkomitmen melakukan segala yang ada dalam kemampuan saya untuk menegakkan kebebasan beragama di Nigeria dan melindungi umat Kristen, Muslim, serta seluruh warga Nigeria dari kekerasan,” ujar Tinubu dalam unggahannya di X.
Nigeria telah bertahun-tahun bergulat dengan persoalan keamanan yang berakar dalam, yang dipicu oleh berbagai faktor, termasuk serangan bermotif agama. Para pengamat menyebut konflik kekerasan lainnya juga muncul akibat ketegangan komunal dan etnis, serta perselisihan antara petani dan penggembala terkait keterbatasan akses sumber daya alam.
Pada musim gugur lalu, Trump menuduh Nigeria melakukan pelanggaran kebebasan beragama dengan menyatakan bahwa “kekristenan menghadapi ancaman eksistensial di Nigeria,” serta menetapkan negara tersebut sebagai “Country of Particular Concern” berdasarkan Undang-Undang Kebebasan Beragama Internasional. Label tersebut menunjukkan bahwa pemerintahannya menilai Nigeria telah terlibat atau membiarkan terjadinya “pelanggaran kebebasan beragama yang sistematis, berkelanjutan, dan serius.”
Baik umat Kristen maupun Muslim dua kelompok agama utama di negara berpenduduk lebih dari 230 juta jiwa itu telah menjadi korban serangan kelompok Islam radikal, menurut para pakar dan analis.
Nasib umat Kristen Nigeria selama bertahun-tahun menjadi perhatian kalangan konservatif Amerika. Sejumlah sekutu utama Trump, termasuk Senator Ted Cruz, dalam beberapa bulan terakhir menyerukan intervensi AS dengan alasan pemerintah Nigeria dinilai belum cukup mencegah serangan terhadap umat Kristen.
Trump juga kerap memposisikan dirinya sebagai pembawa perdamaian dan saat awal menjabat berjanji membatasi intervensi militer AS di luar negeri. Namun sejak kembali berkuasa, ia juga telah memerintahkan serangan terhadap program nuklir Iran serta mengawasi pengerahan militer besar-besaran di sekitar Venezuela, disertai ancaman serangan darat.














