Cobisnis.com – Traveloka akan terus memperkuat inovasi teknologi di tahun 2021. Inovasi akan menjadi kunci strategi Traveloka dalam mempertahankan posisi terdepan di
industri yang menyediakan layanan perjalanan dan gaya hidup berbasis digital.
Co-Founder Traveloka Albert mengatakan inovasi produk dan fitur sebagai prioritas utama untuk mendorong keamanan, kemudahan dan kenyamanan pengguna dalam memanfaatkan layanan.
Di masa pandemi, kata dia, inovasi berperan krusial sekaligus turut memastikan berbagai solusi berbasis teknologi dan inisiatif tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang terus berubah, tapi juga mendukung upaya pemerintah dalam menghadapi pandemi.
“Kami telah meluncurkan beragam produk dan fitur inovatif yang memungkinkan pengguna memenuhi kebutuhan perjalanan dan gaya hidupnya baik dari faktor jaminan protokol kesehatan, potongan harga, hingga fleksibilitas penggunaan produk dan layanan yang kami sediakan,” ujar Albert dalam siaran pers yang diterima Cobisnis.com, Sabtu (30 Januari 2021).
Di dalam negeri minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata terhitung masih tinggi. Berdasarkan survei internal terhadap pengguna Traveloka antara 28 Mei dan 16 Agustus 2020, 67% responden memilih liburan sebagai aktivitas yang paling ingin dilakukan setelah pandemi berakhir.
Sementara itu, sepanjang tahun lalu 26% pengguna Traveloka menyatakan telah berlibur dan 72% dari mereka pergi keluar kota domisili dengan menggunakan mobil pribadi (roadtrip).
Destinasi terpopuler selama 2020 untuk staycation maupun roadtrip adalah Jakarta, Bandung dan Surabaya, disusul oleh Malang, Yogyakarta, Solo, Semarang dan Bali.
Berdasarkan survei internal terhadap pengguna yang menyatakan bahwa hampir separuh dari para pengguna berencana untuk melakukan perjalanan
menggunakan transportasi pesawat.
“Traveloka memprediksi bahwa penerbangan akan kembali meningkat sebagai transportasi utama dalam bepergian. Selain itu, staycation dan
roadtrip akan tetap menjadi favorit pengguna di 2021,” kata Albert.
Sudah mulai tersedianya vaksin COVID-19 di Indonesia juga diprediksi akan mendorong kepopuleran destinasi luar kota di tahun ini.
Ragam Inovasi Produk
Berbagai inovasi dan inisiatif berbasis teknologi yang dilakukan Traveloka di sepanjang 2020 merupakan bagian dari upaya untuk beradaptasi dengan situasi pandemi.
Sebagai informasi, pandemi telah menurunkan jumlah pengguna harian pada platform Traveloka hingga 70% sejak bulan Maret 2020 dan menaikkan permintaan refund hingga 10x dengan ribuan permintaan per menitnya pada bulan April.
Adapun sejumlah inovasi yang dilakukan Traveloka diantaranya OnlineXperience yang menawarkan lebih dari 100 sesi unik yang
dirancang untuk mendorong pengguna agar tetap menikmati waktu luang di rumah bersama keluarga.
Sejak diluncurkan 15 Juni 2020, lebih dari 100.000 pengguna telah menikmati beragam pengalaman yang disediakan.
Traveloka Eats Delivery yang diluncurkan di Oktober 2020 menghadirkan layanan antar makanan dari lebih dari 200 restoran favorit ke rumah pengguna.
Kemudian, Traveloka juga meluncurkan produk terbarunya, Traveloka COVID-19 Test yang dapat diakses melalui Traveloka Xperience untuk membantu pengguna melakukan uji tes polymerase chain reaction (PCR) dan rapid
test.
Traveloka juga meluncurkan kampanye Clean Partners demi membantu para
mitra untuk menerapkan protokol kesehatan dan membantu pengguna saat menentukan pilihannya.
Sejak Agustus 2020, pengguna Traveloka dapat memanfaatkan CleanAccommodation untuk memilih
akomodasi yang telah memenuhi Protokol CHSE (Clean, Health, Safety, and Environment) yang
direkomendasikan WHO dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Hingga saat ini, lebih 1.000
mitra di 90 kota mengaplikasikan protokol tersebut.
Traveloka juga meluncurkan CleanTrip Bus & Shuttle untuk menghadirkan perlindungan ekstra bagi para penumpang selama di perjalanan.
Berkolaborasi dengan lebih dari 20 mitra, program ini telah menarik lebih dari 36,000 pengguna sejak
diluncurkan di Juli 2020.
Terakhir, layanan CleanXperience membantu pengguna memilih lebih dari
1.000 mitra dari 12 tipe industri di lebih 64 kota yang telah berkomitmen untuk menerapkan standar protokol seperti pembatasan sosial, petugas yang memakai peralatan pelindung, dan pengecekan suhu tubuh pegawai dan pengunjung.