JAKARTA, Cobisnis.com – Sebuah laporan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat kita mengelus dada. Konon, ada sebanyak 2,3 juta warga DKI Jakarta terlilit utang pinjaman online (pinjol), bahkan nilai utangnya mencapai Rp 10,35 triliun per April 2023.
Meski angkanya tinggi, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Ogi Prastomiyono menilai tingkat wanprestasi atau kelalaian warga DKI dalam penyelesaian kewajiban di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo (TWP 90) masih dalam batas aman.
Menurut Ogi menyebut, Provinsi DKI Jakarta sendiri menduduki peringkat kedua dengan pengguna pinjol terbanyak di Indonesia. Sementara untuk peringkat pertama ditempati oleh Provinsi Jawa Barat.
Adapun Jawa Barat, masyarakat yang berutang mencapai sebesar Rp 13,8 triliun.
Nah, menurut data yang diriset NoLimit Indonesia, ada beberapa penyebab masyarakat terjerat pinjol, berikut di antaranya:
- Membayar utang: 1.433 perbincangan
- Latar belakang ekonomi menengah ke bawah: 542 perbincangan
- Dana cair lebih cepat: 499 perbincangan
- Memenuhi kebutuhan gaya hidup: 365 perbincangan
- Kebutuhan mendesak: 297 perbincangan
- Perilaku konsumtif: 138 perbincangan
- Tekanan ekonomi: 103 perbincangan
- Membeli gadget baru: 52 perbincangan
- Membayar biaya sekolah: 46 perbincangan
- Literasi pinjaman online rendah: 42 perbincangan
Dari profesi, kebanyakan peminjam adalah guru (42%), lalu korban PHK (21%), kemudian ibu rumah tangga (18%). Sisanya adalah karyawan (9%), pedagang (4%), pelajar (3%), tukang pangkas rambut (2%), serta ojek online (1%).