JAKARTA, Cobisnis.com – Musim liburan Natal dan Tahun Baru masih berlangsung dan menjadi momen yang dinanti banyak keluarga. Perjalanan ke luar kota hingga aktivitas wisata kerap membuat pengeluaran meningkat jika tidak direncanakan sejak awal.
Liburan yang menyenangkan sejatinya tidak selalu identik dengan biaya besar. Dengan perencanaan yang tepat, keluarga tetap bisa menikmati waktu bersama tanpa harus mengorbankan kestabilan keuangan setelah liburan berakhir.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan pentingnya pengelolaan anggaran selama masa liburan. Melalui akun resmi edukasi keuangan, OJK mengingatkan agar masyarakat menjadikan liburan sebagai tujuan keuangan yang terukur.
Anggaran liburan idealnya diposisikan sebagai tujuan keuangan jangka pendek atau menengah. Dana tersebut perlu disiapkan secara khusus dan tidak dicampur dengan kebutuhan rutin bulanan.
Selain itu, setiap keluarga disarankan menyusun anggaran liburan secara rinci. Pembagian biaya ke dalam pos transportasi, akomodasi, konsumsi, tiket wisata, hingga dana cadangan membantu pengeluaran lebih terkendali.
Perencanaan detail juga memudahkan evaluasi saat terjadi pembengkakan biaya. Dengan begitu, penghematan dapat dilakukan pada pos yang masih memungkinkan tanpa mengurangi kualitas liburan.
OJK juga mengingatkan agar liburan tidak mengganggu arus kas bulanan. Kewajiban seperti cicilan, tagihan rutin, dan tabungan harus tetap menjadi prioritas utama.
Penggunaan dana darurat untuk liburan dinilai berisiko. Dana tersebut seharusnya disiapkan untuk kondisi mendesak dan tidak terduga, bukan untuk kebutuhan rekreasi.
Hal serupa berlaku untuk utang konsumtif. Membiayai liburan dengan utang hanya akan menambah beban keuangan di bulan-bulan berikutnya dan berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi keluarga.
Dengan disiplin anggaran dan tujuan keuangan yang jelas, liburan tetap bisa dinikmati tanpa rasa khawatir. Keseimbangan antara kebahagiaan dan kesehatan finansial menjadi kunci utama dalam mengatur keuangan saat musim liburan.













